21 Orang Meninggal karena Corona di AS, Trump Salahkan Media

Sebagian besar korban meninggal akibat virus corona di AS berasal dari panti jompo Life Care Center di negara bagian Washington. (ist)

JAKARTA, MJ News - Jumlah kasus virus corona di Amerika Serikat kemarin bertambah menjadi 500 pasien, termasuk dua kematian baru. Di saat yang sama Presiden Donald Trump membela tindakan pemerintahannya yang dia sebut "terkoordinasi sempurna" dalam menghadapi wabah ini.

Virus corona saat ini sudah menjangkiti sekitar 30 negara bagian AS, dengan Oregon yang terbaru menyatakan keadaan darurat, dan 60 juta orang di California dan New York berada dalam krisis. Demikian dilansir dari Channel News Asia, Senin (9/3/2020).

Dua kematian lagi dilaporkan di negara bagian Washington, keduanya terkait dengan rumah perawatan yang terpapar virus di dekat Seattle sehingga menjadikan jumlah korban meninggal nasional karena corona menjadi 21 orang.

Dalam kicauannya di Twitter dini hari kemarin Trump menyalahkan media karena berusaha membuat pemerintahnya "terlihat buruk".

"Kami memiliki rencana yang terkoordinasi dengan sempurna di Gedung Putih untuk melawan virus corona," tulisnya di Twitter.

"Kami bergerak SANGAT awal untuk menutup perbatasan ke daerah-daerah tertentu, yang dilakukan dengan sangat baik oleh wakil presiden. Media berita palsu melakukan segala kemungkinan untuk membuat kami terlihat buruk. Sedih!"

Sebaliknya, Larry Hogan, gubernur Maryland dari Partai Republik mengkritik Trump soal penanganan wabah corona. Dia mengatakan kepada NBC bahwa presiden belum menyampaikan cara apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintahan di bawahnya.

Data dari Johns Hopkins menyebutkan bahwa jumlah kasus AS yang dikonfirmasi mencapai 547, per Senin 9 Maret, dengan pasien yang baru didiagnosis di negara bagian termasuk Pennsylvania, Illinois, Massachusetts, Connecticut dan New Jersey.

Oregon menyatakan keadaan darurat ketika jumlah pasien di negara bagian barat laut naik menjadi 14, dan Gubernur Kate Brown mengatakan langkah-langkah untuk "membuka" sumber daya utama akan tetap selama setidaknya 60 hari.

Trump banyak dikecam karena berulang kali menentang saran dari para pakar dalam pernyataan publiknya tentang virus corona.

Dia meremehkan ancaman yang ditimbulkan wabah ini dengan berjanji bahwa vaksin akan segera tersedia dan mengklaim tanpa bukti bahwa perkiraan resmi tingkat kematian adalah "salah".

Beberapa ahli epidemiologi menuduh Gedung Putih lebih mementingkan narasi politik daripada kesiapan dalam negeri.

Salah satu keluhan utama adalah kurangnya alat tes kit virus corona.

Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kepada Fox News bahwa wacana untuk mengisolasi sebagian besar populasi, atau bahkan seluruh kota seperti di Italia, tidak dapat dikesampingkan.

"Anda tidak ingin membuat orang khawatir, tetapi karena penyebaran yang kami lihat, segalanya mungkin terjadi," katanya. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama