Wuhan Kendurkan Lockdown Saat Dunia Berperang Melawan Virus Corona


mjnews.id - Karantina wilayah atau 'lockdown' di Kota Wuhan, China, tempat wabah pandemik virus corona berasal, akan dicabut secara bertahap pada 8 April mendatang, kata pejabat China.

Sebagai langkah awal, larangan perjalanan di seluruh provinsi Hubei, di mana Wuhan berada, akan dicabut mulai tengah malam pada hari Selasa (31/03/2020) mendatang- bagi penduduk yang sehat.

Satu kasus virus baru di Wuhan dilaporkan pada Selasa (24/03/2020) setelah hampir seminggu tidak ada kasus baru yang muncul.

Langkah China ini dilakukan, sementara negara-negara di seluruh dunia tengah sibuk memerangi virus corona dengan melakukan 'lockdown' atau memberlakukan pembatasan yang ketat.

Inggris kini tengah sibuk melawan virus Covid-19 yang kasusnya meningkat tajam dalam beberapa hari belakangan.

Inggris telah mengeluarkan peraturan yang melarang orang bertemu lebih dari dua orang, dan menutup toko-toko yang menjual bukan barang kebutuhan pokok.

Sementara itu, para ahli kesehatan mengatakan warga Amerika harus membatasi interaksi sosial mereka atau jumlah yang terinfeksi akan membanjiri sistem perawatan kesehatan di Amerika Serikat.

Tentara Spanyol yang membantu memerangi pandemi virus corona telah menemukan pasien-pasien lanjut usia di panti jompo yang telah ditinggalkan dan dalam beberapa kasus, ada dari mereka yang meninggal di tempat tidur, kata Kementerian Pertahanan Spanyol.

Gelanggang es di Madrid, Spanyol, digunakan sebagai kamar mayat sementara untuk korban Covid-19 akibat meningkat tajamnya jumlah korban meninggal dunia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan bahwa pandemi Covid-19 akan semakin cepat menyebar, dengan lebih dari 300.000 kasus yang telah terkonfirmasi.

WHO pun mendesak negara-negara untuk mengadopsi pengujian yang ketat dan strategi pelacakan kontak guna menekan penyebaran virus corona.

Kota Wuhan telah ditutup dari seluruh dunia sejak pertengahan Januari lalu. Namun, para pejabat kini mengatakan siapa pun yang memiliki kode 'hijau' pada aplikasi kesehatan di ponsel mereka diizinkan untuk meninggalkan kota itu mulai 8 April mendatang.

Sebelumnya, pihak berwenang melaporkan adanya sebuah kasus baru virus corona di Wuhan, mengakhiri lima hari tanpa ada laporan kasus baru yang muncul.

Laporan itu muncul setelah petugas kesehatan mengonfirmasi bahwa mereka tidak menghitung kasus yang positif corona melainkan yang belum dirawat di rumah sakit atau tidak menunjukkan gejala penyakit.

Angka resmi pemerintah China menyebutkan ada 78 kasus baru yang dilaporkan di daratan China dalam periode 24 jam. Semua, kecuali empat dari mereka, disebabkan karena terpapar oleh wisatawan yang terinfeksi yang datang dari luar negeri.

Infeksi virus corona "gelombang kedua" juga mempengaruhi negara-negara seperti Korea Selatan dan Singapura, yang telah berhasil menghentikan penyebaran penyakit dalam beberapa minggu terakhir.

Korea Selatan telah mengalami penurunan jumlah kasus baru, dan Selasa lalu menjadi hari terendah jumlah kasus baru sejak 29 Februari lalu.

China Berupaya Memperbaiki Reputasi
Oleh Robin Brant, BBC News, Shanghai

China menganggap negara itu- hampir sebagai negara "pasca corona" atau telah melewati fase tertinggi dari pandemik corona.

Dalam seminggu terakhir, kami telah mendengar petugas-petugas medis di Wuhan memperingatkan Inggris dan negara lain agar melakukan upaya yang lebih besar untuk melindungi petugas kesehatan garis depan.

Dan meminta negara-negara lain untuk belajar dari kesalahan yang dilakukan petugas medis Wuhan yang tidak mengenakan pakaian pelindung yang tepat saat merawat pasien.

Namun, ada juga laporan di media pemerintah China tentang jumlah korban meninggal di Italia melebih jumlah korban di China. Laporan ini juga dikombinasikan dengan beberapa komentar dari tokoh media terkemuka yang menunjukkan rasa tidak suka, atau merasa menang.

Pada saat bersamaan, terjadi kepanikan ancaman "gelombang kedua" kasus virus corona impor yang berasal dari pelancong luar negeri. Ini telah memicu pandangan -benar atau salah- bahwa beberapa negara lain tidak menganggap serius ancaman virus corona karena mereka tidak melakukan apa yang China lakukan. (Hampir semua kasus di Beijing yang diumumkan kepada publik adalah warga negara China yang pulang ke rumah).

Sementara itu, bukan dari pejabat senior, beberapa tokoh diplomatik China yang terkenal menggunakan media sosial untuk menyebarkan teori bahwa Amerika mungkin telah menggunakan virus corona sebagai senjata dan menaruhnya ke China.

Atau mengatakan bahwa Italia mungkin telah memiliki kasus virus corona lebih awal dibandingkan China.

China menabur benih keraguan dan mempertanyakan kebenaran yang diasumsikan saat mereka berusaha memperbaiki reputasinya sebagai negara asal Covid-19.

Informasi terbaru apa yang terjadi di Asia?


  • Hampir seluruh wilayah India berpenduduk 1,3 miliar orang menjalani karantina atau 'lockdown'. Layanan bus, kereta api dan alat transportasi lainnya dihentikan sementara. Pada Senin lalu, pihak berwenang mengatakan penerbangan domestik juga akan dihentikan. Negara ini melaporkan ada 485 kasus corona dan sembilan orang meninggal. Perdana Menteri Narendra Modi akan membahas masalah ini lagi malam ini.
  • Negara tetangga India, Pakistan mengumumkan peningkatan kasus dua kali lipat lebih banyak- menjadi 878 kasus pada Senin malam. Pembatasan masih diberlakukan meskipun pemerintah telah berhenti memberlakukan 'lockdown' secara nasional. Namun beberapa provinsi telah mengumumkannya secara independen. Tentara dikerahkan untuk membantu menegakkan larangan tersebut.
  • Bangladesh, yang melaporkan ada 33 kasus dengan tiga kematian, juga mengerahkan angkatan senjatanya untuk membantu mengatur 'social distancing' dan meningkatkan tindakan-tindakan pencegahan dari paparan Covid-19. Para tentara juga ditugaskan untuk memonitor ribuan orang asing yang dikarantina. DI seluruh Asia selatan, ada kekhawatiran bahwa jumlah kasus sebenarnya bisa jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan.
  • Indonesia, terdapat 49 kematian akibat Covid-19, tertinggi di Asia Tenggara- telah mengubah Wisma Atlet yang dibangun untuk tempat tinggal para atlet saat Asian Games 2018 lalu menjadi rumah sakit darurat untuk pasien virus corona. Keadaan darurat juga telah diumumkan di Jakarta pada Senin lalu
  • Di Thailand, keadaan darurat selama sebulan yang akan mencakup batasan jam malam dan pos-pos pemeriksaan akan dimulai pada Kamis mendatang. Pemerintah mendapatkan kritikan tajam karena gagal mengambil tindakan tegas sejauh ini. Akibatnya, empat orang telah meninggal dan hampir 900 orang dinyatakan positif corona.
  • Nasib Olimpiade 2020 di Jepang akan dibicarakan oleh perdana menteri Jepang dan Komite Olimpiade Internasional.
  • Myanmar telah mengumumkan terdapat dua kasus virus corona.


Pertempuran Eropa melawan virus semakin intensif

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan pada Senin malam bahwa, "orang hanya akan diizinkan meninggalkan rumah mereka ... untuk tujuan yang sangat terbatas". Larangan itu yaitu, berbelanja untuk kebutuhan dasar, olahraga, memenuhi segala kebutuhan medis, atau bepergian ke tempat kerja jika bekerja dari rumah tidak mungkin.

Jumlah orang yang telah meninggal di Inggris naik menjadi 335, terhitung Senin, 26 Maret lalu.

Di Italia, negara yang paling terpukul di dunia akibat corona, pihak berwenang mengumumkan 602 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban tewas di sana menjadi 6.077 orang.

Tetapi, peningkatan kasus harian menjadi yang terkecil sejak Kamis, dan meningkatkan harapan bahwa pembatasan ketat yang diberlakukan oleh pemerintah mulai menunjukkan dampaknya.

Spanyol, bagaimanapun, mengatakan Selasa lalu bahwa jumlah kematiannya telah meningkat 514 menjadi 2.696 orang. Hampir 40.000 terinfeksi, sekitar 5.400 di antaranya adalah petugas kesehatan. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama