Covid-19 dan Panggilan Taubat


Oleh : Dalimi Abdullah

Sesungguhnya fenomena kehidupan yang kita lalui, dan dinamika hidup yang kita seberangi selalu mengandung makna dan tulisan tersirat yang menuntut kita untuk membacanya. Kadang dengan penuh kesadaran ada yang membaca dan menerangkan, kadang kelemahan setiap diri ada yang membiarkan dan tak menghiraukan bagaikan air di daun keladi tak punya bekas sama sekali.

mjnews.id - Sekarang dunia ini sedang digoncang oleh kiamat sekali pun belum kiamat besar, termasuk Indonesia dengan merajalelanya wabah virus Covid-19 yang membawa maut dimana-mana. Sudah ribuan orang yang meninggal dunia.

Apakah ini yang disebut musibah, bala, atau azab Allah dan tegurannya?

Memang benar perjuangan umat manusia saat ini adalah sangat berat. Kita tengah dikepung dan dijajah oleh berbagai macam penyakit yang sangat berbahaya dan mewabah di mana-mana. Selain virus Covid-19 juga bermacam-macam kemungkaran korupsi, ekstasi, perzinahan, perjudian, pelecehan sosial dan maksiat merajalela, kesombongan di mana-mana, penipuan, memakan makanan yang haram, semuanya itu telah menyimpang dan bergeser jauh dari ajaran agama Islam. Inilah sebenarnya yang mengundang datangnya wabah dan penyakit serta kebinasaan di muka bumi ini.

Diingatkan oleh Allah dengan firmannya : “Telah jelas tampak kerusakan di darat dan di laut akibat hasil dari cencang tarah tangan dan perbuatan manusia.”
“Allah menghendaki agar mereka merasakan hasil dari akibat perbuatan mereka supaya mereka kembali ke jalan yang benar.” (Ar Rum, 41).

Allah jadikan semuanya ini untuk memberi peringatan kepada manusia supaya kembali ke jalan yang di ridhoi-Nya. Semuanya ini terjadi bukanlah secara kebetulan, ini adalah ujian dan teguran Allah supaya manusia itu sadar dan bertaubat kepada Allah atas semua dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat dimuka bumi ini. Semua kita bersalah dan berdosa, sebaik- baik orang yang bersalah adalah taubat nasuha kepada Allah penciptanya. Agama Islam tidak ingin umatnya tenggelam dalam pusaran air kehidupan yang merugikan.

Dengan rentetan peristiwa yang terjadi ini sebenarnya Allah menyadarkan kita supaya segera kembali ke jalan yang benar, ditambah beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan puasa, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Dibuka Allah pintu taubat pertanda Allah itu sayang kepada hambanya.

Amat disayangkan kata Afif Fatah Tabarah: “Manusia belum lagi takut kepada hal-hal yang memberi mudharat terhadap dirinya dan memberi mudharat kepada orang lain”.

Inilah yang menyebabkan terjadinya musibah dan teguran Allah. Semua kejadian ini kita hadapi dengan sabar dan tidak perlu takut, ini adalah ujian Allah untuk meneguhkan landasan hidup dan menentukan sikap hidup kita. Dunia ini kita tempati hanya sebentar, bukanlah tempat tinggal tapi adalah tempat meninggal. Justru itulah saatnya kita bersihkan diri kita lahir dan batin dengan bertaubat kepadaNya.

Belum lagi masa-masa lalu dinukilkan Allah dalam Al Quran untuk menyadarkan kita seperti : Masa Nabi Luth As, umatnya menyimpang dan sesat yang tidak menyukai perempuan betapapun cantiknya, yang disukainya adalah lelaki sesama laki-laki, mereka lakukan hubungan sejenis berbuat sodomi.

Akibat dari kesesatan dan penyimpangan itu Allah datangkan azab. Bumi ini dibalikkan oleh Allah dan diiringi dengan hujan badai batu, hancur lumatlah semuanya. Begitu pula terjadi pada umat Nabi Syuaib, mereka mempersekutukan Allah dengan menyembah pohon-pohon kayu. Diajak oleh Nabi Syuaib untuk menyembah dan mematuhi Allah, mereka durhaka.

Penduduk Madyan waktu itu melakukan kebiasaannya merampok, membunuh, menyamun orang di tengah jalan, menjadi begal. Mereka juga kelompok masyarakat yang sangat jahat dan kasar karakternya dalam bergaul dan berhubungan dengan orang, suka bertengkar, merasa paling benar dan orang lain dianggap bodoh, suka memaki-maki orang, suka berkelahi dan suka berbunuh-bunuhan.

Yang lebih fatal lagi adalah curang dalam menimbang, mengurangi takaran setiap berjual beli. Akhirnya Allah datangkan bala dan azab dengan datangnya suara Guntur dan petir yang sangat keras serta dahsyat menggelegar, diikuti oleh gempa besar yang luar biasa. Akibatnya mereka mati bergelimpangan.

Banyak lagi contoh yang bertujuan untuk menyadarkan kita supaya kembali kepada petunjuk Allah SWT.

Dalam Al Quran Allah ingatkan: Kapan dan bila lagi masanya manusia itu benar-benar tunduk dan patuh hatinya kepada mengingat Allah SWT ( Al Hadid, 16).

Dalam surah Al Rahman , 32 kali Allah mengatakan : Maka nikmat tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan .Tidak terhitung nikmat Allah tapi manusia masih durhaka kepada Allah.

Satu-satunya jalan dengan penuh kesadaran saatnya kita bertaubat. Kita nikmati ibadah dan puasa Ramadhan tahun ini di rumah masingmasing dengan bermunajat, berdoa, beristighfar serta membaca ayat-ayat Al Quran. Memohonkan ampunan dan meminta sepenuhnya kepada yang maha pencipta agar wabah Covid-19 ini dicabut kembali oleh Allah SWT dari negeri kita ini.

Kalau setiap individu dalam rumah tangga muslim mampu berserah diri dan bertaubat sepenuh hati kita yakin proses isolasi mandiri yang dilakukan kini bisa segera di selesaikan dalam waktu singkat kita yakin Covid-19 akan cepat diangkat oleh Allah karena doa lebih ampuh dari segala teori manusia dan prediksi ilmu pengetahuan dari literatur pakar sains. Allah berjanji akan mengabulkan setiap doa-doa hambaNya.

Marilah kita lakukan doa bersama setiap individu dalam rumah tangga yang merupakan doa keselamatan serta doa tolak bala.

Doa setiap muslim akan didengar oleh Allah SWT. Selanjutnya kita kembangkan ke daerah-daerah zikir bersama sampai ke tingkat RT dengan cara kita masing-masing.

Sangatlah indahnya taraweh dan doa bersama kita lakukan bagi setiap keluarga di dalam rumah tangga. Mungkin inilah salah satu hikmah dengan terjadinya musibah ini. Sekaligus kita telah membantu program pemerintah dalam mengatasi dan menyelamatkan setiap diri dari wabah Covid-19 ini.

Selanjutnya mari kita apresiasi perjuangan dokter dan paramedis dalam menangani kasus-kasus Covid-19 dengan mengucapkan “Selamat berjuang para dokter dan tenaga medis sebagai syuhada bangsa, yakinlah anda telah diangkat oleh Allah menjadi hamba terbaik-Nya untuk kehidupan kemanusiaan dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia di muka bumi ini”.

Marilah kita selalu berserah diri dengan penuh keikhlasan dalam hidup ini.

Beruntunglah orang-orang yang ikhlas niatnya. Semoga doa kita akan selalu di ijabah oleh Allah dan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama