Pemprov Sumbar Siapkan 1.000 Kamar untuk ODP

Petugas memasang spanduk berisi larangan kendaraan untuk tidak masuk pusat kota, di Simpang Lubuk Begalung, Padang, Jumat (3/4/2020). Pemko Padang melakukan pembatasan akses masuk bagi kendaraan ke Kota Padang kecuali kendaraan membawa logistik, BBM, angkutan kota, dan roda dua untuk menekan penyebaran Covid-19 yang semakin meningkat di kota itu. (antara)

mjnews.id - Pemerintah Provinsi Sumbar akan menyiapkan 1.000 kamar untuk karantina terhadap orang dalam pengawasan (ODP).

Selain menyiapkan seribu kamar khusus untuk ODP, pemprov juga telah menyiapkan dua tambahan rumah sakit khusus untuk menangani virus Covid 19.

“Itu skenario terburuk yang kita siapkan, apabila wabah Covid 19 ini bertambah merebak di Sumbar. Intinya seluruh pendatang ataupun perantau yang masuk ke Sumbar, harus mengikuti instruksi gubernur dengan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari,” kata Wakil Gubernur Nasrul Abit kepada wartawan, jumpa pers online yang diprakarsai IJTI Sumbar, Jumat (3/4/2020).

Nasrul Abit mengatakan, selain itu, untuk skenario buruk yang telah dipersiapkan menghadapi merebaknya wabah virus Covid 19 ini, pihaknya juga telah menyiapkan enam rumah sakit untuk merawat PDP.

“Ini semua telah kita persiapkan. Mudah-mudah an dengan adanya penanganan ini, bisa menekan jumlah positif Covid 19,” ujar Nasrul Abit.

Dikatakan, selain pemerintah mempersiapkan penanganan penanggulangan merebaknya wabah virus Covid 19 ini, pihaknya juga meminta kepada seluruh warga, harus sadar diri setelah datang dari daerah terjangkit, dengan mengisolasi diri secara mandiri di rumah selama 14 hari.

“Ini wajib dilakukan pendatang yang datang dari daerah terjangkit, apabila mereka tidak ada tanda-tanda adanya terjangkit virus Covid-19,” katanya.

Nasrul Abit juga meminta kepada seluruh perantau, agar jangan pulang ke kampung bersuka ria, serta mendatangi warga lainnya di lingkungan sekitar.

“Perantau dan warga tidak sadar. Perantau tolonglah kami di kampung, jangan bersuka ria pulang ke kampung. Harusnya mengikuti instruksi yang telah dikeluarkan,” ujarnya.

“Saya juga melihatkan kepatuhan terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan kepada masyarakat. Kemarin kakak kandung saya datang, saya meminta dia untuk jangan bergabung di rumah dan mengisolasi mandiri selama 14 hari sendirian. Jadi, tidak ada istilah pejabat dalam penanganan penanggulangan Covid-19 ini,” tambahnya.

Nasrul Abit mengatakan, setiap daerah perbatasan, pihaknya telah melakukan pengawasan, pemeriksaan dan pendataan bagi pengunjung yang masuk ke Sumbar.

“Jadi mereka yang datang tidak hanya diperiksa saja. Mereka kita data, catat identitasnya. Setelah itu, mereka nantinya diwajibkan melapor pada perangkat RT dan RW di lingkungannya. Kalau mereka tidak patuh, laporkan ke polisi,” tutupnya.

Kota Pariaman Siap

Walikota Pariaman, Genius Umar memastikan RSUD Pariaman siap menampung pasien Covid-19. Hingga saat ini Pemko menunggu tindak lanjut dari pemerintah provinsi terkait standar prosedur operasional penanganan Covid-19.

Itu disampaikannya saat jumpa pers online bersama IJTI Sumbar, Jumat (3/4/2020).

“Kalau terjadi ledakan pasien Covid-19 dan rumah sakit yang ditunjuk sudah penuh maka, RSUD Pariaman ditunjuk sebagai rumah sakitnya oleh pemerintah provinsi,” tuturnya.

Menurutnya, pemko menerima saja karena kewenangan atas rumah sakit tersebut adalah pemerintah provinsi. Artinya provinsi menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan untuk penanganan pasien Covid-19. Mulai dari peralatannya hingga keamanan dan kenyamanan di RSUD Pariaman.

Terkait pengalihan untuk pasien lainnya, dikatakan Genuis kalau pemko hanya punya satu rumah sakit dan itu adalah puskesmas yang dijadikan rumah sakit. Dan tipenya pun tidak memadai sesuai standar rumah sakit.

“Kalaupun ada instruksi dari pemprov kami siap saja memindahkan pasiennya,” tuturnya.

Untuk kesiapan RSUD, Genius mengakui kalau masih kekurangan sarana dan prasarana mulai tenaga medis, peralatan dan APD.

“Nanti kami akan rapat lagi dan rencananya pemprov menyediakan semuanya dalam dua minggu ke depan,” tutupnya.

Pasien Positif Covid-19 Bertambah

Jumlah pasien Covid-19 di Sumbar kembali bertambah. Hingga Jumat (3/4/2020) terdapat satu pasien positif lagi. Total pasien positif menjadi 14 orang.

“Hari ini (kemarin-red) bertambah lagi pasien positif Covid. Jadi totalnya sekarang 14 orang,” kata Nasrul Abit.

Disebutkannya, data orang dalam pemantauan 3.276. Dari jumlah itu 2.043 orang ODP masih dalam pemantauan dan 1.233 ODP sudah selesai dalam pemantauan.

Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) 71 orang. Rinciannya 21 PDP masih dirawat dan 51 orang sudah diperkenankan pulang dan sudah sehat.

Untuk kasus yang dikonfirmasi positif terjangkit corona di Sumbar sebanyak 14 orang, dari jumlah itu 9 orang pasien positif Covid-19 diisolasi di RSUP M. Djamil Padang dan Achmad Muchtar Bukittinggi. empat pasien positif covid-19 di Sumbar melakukan isolasi mandiri dan satu lagi pasien positif sudah meninggal dunia.

Dia juga menyingung soal adanya perbedaan data pasien positif covid-19 di Sumbar dengan hasil Litbangkes Kemenkes. Data dari Litbangkes Kemenkes yang dirilis lewat Covid19.go.id, pasien positif corona di Sumbar baru 8 orang. Sementara dari data Lab FK Unand sudah 14 orang pasien positif Covid-19 di Sumbar.

“Sejak diberi izin merilis hasil uji spesimen pasien suspect corona, gugus tugas penanganan covid-19 di Sumbar sudah memegang data dari Laboratorium FK Unand Unand.

Hasil uji spesimen di Lab FK Unand sudah sahih dan sudah terakreditasi dan sertifikasi dari World Health Organisation (WHO). Jadi jangan sampai ada keraguan soal hasil lab Unand oleh masyarakat,” pintanya.

Nasrul tak ingin perbedaan data dari Litbang Kemenkes dengan FK Unand menjadi perdebatan panjang. Menurut Nasrul fokus utama pemerintah saat ini untuk menangani virus corona agar cepat tertanggulangi dan dampaknya bisa diatasi sejak dini. Dia menegaskan tetap memakai hasil Laboratorium Unand. (tim)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama