Sudah 11 Orang Positif Covid-19 di Sumbar


  • Pembatasan Selektif Belum Sesuai Harapan

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit di Posko Penanganan Covid-19. (ist)

mjnews.id - Hari pertama penerapan pembatasan selektif bagi orang dari luar Sumatera Barat (Sumbar), masih terkendala sejumlah faktor. Untuk itu Pemprov Sumbar akan mencari solusi terbaik, agar sistem tersebut berjalan sesuai harapan.

Ini diketahui saat Wakil Gubernur (Wagub) Nasrul Abit melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah perbatasan. Seperti perbatasan Sijunjung - Riau di daerah Kiliran Jao dan Dharmasraya-Jambi di Sungai Rumbai.

“Jadi hasil pantauan kami di lapangan, belum semua penumpang yang diperiksa suhu badan dan tidak semua penumpang pulang mengisi blangko yang disediakan petugas,” kata Wagub dalam pers rilisnya.

Disebutkan Wagub, berbagai kendala tersebut diharapkan menjadi jadi “PR” jadi setiap kepala daerah diperbatasan. Mereka diminta melakukan inovasi dalam penerapan pelaksanaan prosedur di lapangan. Harapannya sistem pembatasan selektif tersebut berjalan sesuai harapan.

“Harapnnya, semua penumpang di kendaraan umum suhu tubuhnya diperiksa. Ketika diperiksa mereka semua harus turun dari kendaraan. Ini untuk memudahkan petugas saat memeriksa suhu tubuh seluruh penumpang. Kemudian seluruh penumpang juga harus dipastikan mengisi blangko yang disediakan petugas,” terang Nasrul Abit.

Menurutnya, blangko yang diisi adalah nama lengkap penumpang, alamat dan hal penting yang berkaitan dengan penumpang. Melalui blangko tersebut akan memudahkan petugas dalam mencari penumpang, kalau-kalau mereka terjangkit virus Covid-19. Jika terdeteksi dalam kurun waktu 14 hari masa inkubasi virus, petugas akan dengan mudah menemukan penumpang tersebut.

“Dalam hal ini diminta kejujuran penumpang. Kapan perlu petugas juga harus melihat identitas penumpang. Baik itu KTP, paspor, kartu BPJS Kesehatan, SIM dan lainnya,” ujarnya.

Dalam blangko juga ada kolom ke daerah mana yang dituju penumpang. Jika tujuan penumpang tersebut ke kota A atau kab B, maka koordinator lapangan segera menginfokan kepada gugus tugas Kab/Kota yang akan dituju. Tujuannya keberadaan penumpang bisa dilakukan pemantauan di daerah masing-masing.

Untuk kendaraan barang, petugas hanya memeriksa suhu badan sopir saja. Dan bagi penumpang yang mempunyai gejala, tenaga kesehatan setempat diminta segera melakukan tindakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Kendala lain yang ditemukan Wagub, belum tersedianya berbagai peralatan dan perlengkapan untuk setiap petugas.

“Ke depan di setiap posko, segera disiapkan meja, alat tulis dan lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas. Termasuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD). Saat ini peralatan APD masih sangat terbatas, tapi kita di provinsi juga telah menggerakan UMK untuk membuat APD dalam memenuhi kebutuhan petugas,” tutupnya.

Bertambah Menjadi 11

Sementara itu, jumlah pasien terinfeksi virus corona (Covid-19) di Sumatera Barat terus bertambah. Hingga Selasa (31/3) sudah 11 orang dinyatakan positif atau bertambah dua orang dari sebelumnya, pada Senin 30 Maret 2020.

“Benar ada tambahan dua lagi. Angka terus naik,” sebut Kepala Biro Humas Setdaprov Sumbar, Jasman Rizal Selasa (31/3).

Dikatakannya hingga Selasa (31/3) orang dalam pantauan (ODP) juga naik mencapai 2.168. Kemudian orang dengan proses pemantauan sebanyak 1.782 orang dan 386 orang telah selesai pemantauannya selama 14 hari, sedangkan angka pasien dalam pengawasan (PDP) juga naik menjadi sebanyak 51 orang. Angka itu juga belum menunjukkan penurunan.

Sementara yang dinyatakan positif adalah sebanyak 11 orang dengan rincian, 6 orang dirawat di RSUP M. Djamil, Padang dan RS Ahmad Mochtar. Sedangkan 4 orang dalam isolasi mandiri yang setiap hari dipantau dan diawasi oleh tim kesehatan, satu orang meninggal dunia.

Untuk tambahan pasien positif dua orang lagi berasal dari Padang dan Pariaman. Keduanya perempuan. Pasien dari Pariaman sebelumnya adalah pasien PDP dari RSUD Pariaman, berumur sekitar 18 tahun.

Karena kondisi membaik, akhirnya diizinkan pulang namun tetap dipantau oleh tim medis RSUD Pariaman.

“Hari ini yang bersangkutan dinyatakan positif dan yang bersangkutan mengisolasi mandiri dengan pangawasan ketat paramedis,” kata Jasman.

Sementara pasien baru positif lainnya berumur lebih 50 tahun. Dia sebelumnya tidak masuk PDP, namun atas kesadaran sendiri memeriksakan diri, karena baru pulang dari Jakarta. Ternyata yang bersangkutan positif Covid-19 dan sekarang juga isolasi mandiri yang diawasi ketat oleh tim medis.

“Sekarang kita harus mematuhi arahan untuk social distancing, karena itu salah satu cara untuk menghindari tertular. Selain kebijakan pembatasan selektif, semoga angka-angka ini tidak naik terus,” harapnya.

Secara nasional, jumlah kasus positif virus corona juga masih terus mengalami peningkatan. Hingga Selasa kemarin tercatat ada 1.528 kasus positif, 81 sembuh, dan 136 meninggal.

“Terdapat penambahan kasus konfirmasi positif yang baru sebanyak 114 kasus,” kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Covid-19, Achmad Yurianto.

Lebih Achmad Yurianto menjelaskan data dihimpun hingga pukul 12.00, kemarin.  Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 6 orang dari yang sebelumnya 75 orang. Sementara jumlah pasien meninggal bertambah 14 orang dari yang sebelumnya 122 orang. (*/eds)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama