Pertumbuhan Listrik 2020 Stagnan



Rombongan PLN Sumbar selain menyeberangi lautan, juga berkeliling Mentawai dengan sepeda motor. Ekspedisi demi menerangi daerah terluar tersebut.




Liputankini.com
-PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakui sepanjang 2020 karena dampak pandemi konsumsi listrik di sektor industri mengalami penurunan drastis. Namun, di satu sisi pertumbuhan listrik di sektor rumah tangga mengalami kenaikan konsumsi.


Kondisi tersebutlah yang membuat PLN, secara rerata pertumbuhan konsumsi listrik sepanjang 2020 mengalami stagnan. Namun PLN memastikan secara kinerja operasional tidak sampai pada negatif (merugi).


"Kalau berbicara pertumbuhan listrik di 2020 memang tidak ada pertumbuhan yang seperti kita harapkan. Selama pandemi ini tidak membuat pertumbuhan PLN negatif banyak. Tapi bisa dikatakan flat. Kondisi ini memang tidak ada pertumbuhan di 2020," ujar Direktur Perencanaan Korporat PLN M Ikhbal Noor pada acara Energy Outlook, Kamis (4/2).


Ikhbal menjelaskan sepanjang 2020 PLN juga tetap melakukan pembangunan pembangkit listrik dan pembangunan transmisi. Meski secara konsumsi menurun, namun PLN menilai, pandemi ini akan berakhir dan pembangunan infrastruktur kelistrikan harus tetap jalan agar saat konsumsi listrik rebound maka PLN tetap andal.


Untuk 2021 ini, Ikhbal tak mampu memprediksi pemulihan yang drastis. Ikhbal menilai pertumbuhan konsumsi listrik PLN sangat bergantung pada pemulihan ekonomi nasional.


"Jadi kami bisa prediksi pertumbuhan listrik tahun ini bisa bertumbuh. Kalau Pertumbuhan ekonomi pemerintah bisa mencapai 4 atau 5 persen, maka pertumbuhan listrik kami bisa berada di kisaran itu," ujar Ikhbal yang dilansir republikaonline.


Sayangnya, jika memang pemulihan ekonomi terasa lambat. PLN memiliki acuan pesimistis, atau acuan terrendah dalam pertumbuhan konsumsi listrik. Jika belum ada perbaikan ekonomi secara signifikan maka tahun ini pertumbuhan konsumsi listrik bisa hanya dua persen.


"Tapi kalau pandemi belum membaik secara signifikan. Kami melihat, pertumbuhan listrik mungkin saja hanya sampai dua persen," ujar Ikhbal.

(*)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama