Kaum Ibu, Hindarilah Empat Terlalu


Deputi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Nasional, Dwi Listyawardani saat diwawancarai, Kamis (18/3/2021).


LIPUTANKINI.COM-Pertumbuhan anak tidak hanya dilihat dari berat badan, tetapi juga tinggi. Pasalnya, tinggi badan merupakan salah satu faktor yang menandai stunting dan menjadi penanda apakah nutrisi anak sudah tercukupi atau belum.


Salah satu model konvergensi atau keterpaduan penanganan stunting saat ini karena ada kerjasama lintas sektor, seluruhnya harus terpadu di kampung KB, mulai dari level pemerintah desa dengan menyatukan program program sasaran pada anak stunting, keluarga stunting. Apabila telah diketahui dan harus fokus untuk diarahkan kesana. 


Hal ini disampaikan Deputi Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dwi Listyawardani  kunjungan kerja di Desa Bawamataluo, Kecamatan Fanayama, Nias Selatan, Kamis (18/3/2021).


Dwi Listyawardani menjelaskan, bagaimana penerapan model kelas ibu hamil untuk pemetaan risiko dengan menghindari kondisi empat terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak dan terlalu rapat jarak kelahiran) agar tidak terjadi stunting pada anak.


Artinya, jangan terlalu muda untuk hamil dan melahirkan supaya ibunya sehat dan anaknya juga lahir dengan sehat. Jangan terlalu tua karena bahaya bagi ibu dan juga bagi anak. Jangan terlalu banyak jumlah anak karena kriteria kemampuan mengasuh dan membesarkan anak mengingat keterbatasan ekonomi serta perhatian. Jangan terlalu rapat atau dekat kelahiran anak paling cepat tiga tahun jaraknya agar ibunya berkesempatan mengasih ASI sampai dua tahun. "Oleh karena itu harus ada KB pascabersalin," ungkap Dwi Listyawardani.


Dia menyampaikan, telah terjadi perubahan nomenklatur kampung keluarga berencana menjadi kampung keluarga berkualitas berdasarkan hasil evaluasi penyesuaian agar semua dinas dapat bersama-sama memberi perhatian.


"Kampung berencana telah dievaluasi penyesuaian karena sebelumnya kampung berencana seolah-olah hanya ikut KB pada anak saja, tetapi sekarang telah diubah menjadi Kampung berkualitas sehingga fokus pada keluarga yang berkualitas maka konvergensi dari semua dinas yang ada dapat menyambung secara bersama sama memberi perhatian keluarga," tuturnya Dwi.


Dirinya menilai potensi alam di Kepulauan Nias sangat luar biasa karena wilayahnya subur dan memungkinkan masyarakat memiliki nafkah dari hasil pertanian.


"Kita berharap kedepan bisa bahu membahu khususnya di daerah Nias Selatan dan pada umumnya Kepulauan Nias melalui pemerintah daerah bagaimana mengintegrasikan tidak boleh jalan sendiri sendiri dan kita harus kompak apalagi kalau ada sasaran yang memerlukan bantuan serta tetap optimis," harap Dwi. (Yamoni)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama