Retas Situs Setkab, Ibu Pelaku Asal Dharmasraya Minta Maaf

Efridawati


DHARMASRAYA-Peretas situs Sekretariat Kabinet asal Dharmasraya, MLA, ternyata cuma tamatan SD. Pelaku tak mau disuruh sekolah oleh orang tuanya. Ibu pelaku, Efridawati kaget ketika polisi datang ke rumahnya dan menanyakan keberadaan pelaku. Ibu pelaku minta maaf.

Pengamat menyarankan para peretas dibina untuk kepentingan negara. Para pelaku memiliki kecerdasan yang tinggi, akan bermanfaat jika diarahkan dengan baik. 

Dikatakan  Efridawati, tak menyangka kalau anaknya punya kemampuan untuk meretas situs. "Itu situs negara, saya seolah tak percaya," kata dia. Awalnya Efridawati tak percaya, namun setelah polisi menjelaskan tentang yang dilakukan anaknya, barulah ia mengerti persoalan.

Dijelaskan Efridawati ketika ditemui di rumahnya, pada sebuah komplek di bilangan Sungai Rumbai, ibu pelaku menyebutkan, anaknya belajar internet secara otodidak. Namun, dia tak tahu persis tentang apa yang dilakukan anaknya.

Dikatakan Efridawati, sejak tamat SD, anaknya belajar internet. "Saya minta maaf. Anak saya tak bermaksud merusak situs milik negara. Ini cuma perbuatan iseng. Tak ada maksud lain-lain," katanya.

Disarankan dibina

Ahli Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel berpendapat, dua peretas situs Sekretariat Kabinet atau setkab.go.id sebaiknya diikutsertakan dalam program pembinaan oleh negara. Sebab, keduanya masih remaja dan memiliki potensi yang cukup baik di bidangnya. 

"Mereka pada dasarnya memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sanksi konvensional tampaknya tidak akan mujarab. Dalam konteks risk and need assessment, kecerdasan mereka justru saya akan sikapi sebagai need, bukan faktor. Tinggal lagi program pembinaan yang perlu didesain sesuai kebutuhan mereka itu," ujar Reza yang dikutip dari kompas.com.

Menurut Reza, BS (18) dan MLA (17), dua remaja peretas situs Setkab itu, bisa direkrut melalui lembaga intelijen unit pemberantasan kejahatan siber. Lewat perekrutan itu, dapat diberikan target yang tinggi sekaligus ditempa kedisiplinan dan jiwa patriotismenya. "Kecerdasan mereka, dengan cara itu, akan tersalur ke kegiatan yang bermanfaat. Negara pun bisa memperoleh manfaatnya," ucapnya. 

Selain menganggap BS dan MLA memiliki kecerdasan berteknologi, Reza menilai keduanya memiliki pemahaman tentang politik. Hal ini dinilai dari pilihan keduanya meretas situs lembaga negara. 

"Perilaku mereka memilih target. boleh jadi merefleksikan kondisi kepribadian. Melek politik, bahkan punya standar moralitas politik tertentu, plus kecerdasan berteknologi. Itulah yang saya bayangkan kondisi remaja tersebut," katanya. 

Diberitakan, BS alias ZYY dan MLA melakukan peretasan situs Setkab pada 30 Juli 2021. Keduanya merupakan remaja asal Sumatera Barat. BS ditangkap pada 5 Agustus, sementara ML ditangkap pada 6 Agustus. Saat ini, keduanya berstatus sebagai tersangka. 

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes  Ahmad Ramadhan menyatakan, BS diamankan di Bareskrim Polri. Sementara itu, MLA diamankan di Balai Pemasyarakatan Anak di Cipayung, Jakarta Timur. (eko)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama