Delapan Tahun Dirantai, Warga Paruh Baya Ini Butuh Bantuan

Warga yang terpaksa dirantai oeh keluarganya

PARIAMAN-Seorang warga, IA (35), warga Korong Tangah, Padang Laring, Nagari III Koto Aur Malintang Utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman,  sudah delapan tahun dirantai. Hal itu dilakukan karena ia suka mengamuk dan melempari rumah masyarakat dengan batu.


Warga yang dirantai itu tinggal sendirian di kandang sapi. Keluarga terpaksa 'menitipkan' dia di sana karena IA kerap meresahkan warga sekitar. IA tinggal di kandang sapi dengan kaki terikat rantai.

"Rela tak rela, kami terpaksa melakukan hal ini, sebab sudah sangat mengganggu warga sekitar sini. IA tiba-tiba sering mengamuk tanpa tahu penyebabnya dengan melempari rumah warga dengan batu," ujar sang ibu IA, RM di Korong Tangah, Padang Laring, Minggu (14/8/2022).

Keluarga IA terpaksa merantainya untuk menghindari hal lebih parah lagi terjadi. "Kami sudah sering mengganti kaca jendela rumah warga yang pecah dilempari batu oleh IA. Kami tidak bisa berbuat banyak dan terpaksa mengganti kaca jendela yang dipecahinya, sementara kehidupan saya seperti ini," ujar RM dengan linangan air mata.

Dia tidak tahu lagi mengadu kemana, sebab telah berupaya mengobat si buah hati, tapi obatnya belum ketemu. "Sudah dibawa ke mana-mana untuk berobat. Pernah dirawat dua tahun di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) HB Saanin Padang. Sering pula berobat ke orang pintar, tetapi tidak ada perubahan. Kini kami tidak ada pilihan lain," tambahnya.

IA diketahui mengalami gangguan jiwa setelah tamat MAN 1 Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Dia anak hebat, bahkan di MAN 1 Maninjau tersebut dia sering juara kelas. "Cito-cito awak nio maubah nasib dengan melanjutkan kuliah, tapi amak awak indak ado pitih (cita-cita saya mau mengubah nasib dengan melanjutkan kuliah, tapi orangtua saya tidak punya uang)," ujarnya.

IA mengaku selalu jadi juara di MAN 1 Maninjau mulai dari kelas I sampai Kelas III. Tapi apa daya, dengan kehidupan orangtua sangat miskin, jangan untuk uang kuliah, untuk makan sehari-hari saja sangat sulit.

Sebelumnya, dia bahkan pernah merantau ke Jakarta dan beberapa tempat lainnya dengan berupaya membuka usaha sendiri, dengan modal saat itu mencapai Rp1,5 juta. Dia bekerja sama salah seorang temannya, tapi kejujurannya disalahgunakan oleh teman seperjuangan dengan melarikan modal usahanya. 

Di sanalah awal petakanya, ia kemudian stres berat kemudian sering mengamuk dan melempari rumah warga sekitar dengan batu. 

Walinagari III Koto Aur Malintang Utara, Amri Besman didampingi Korong Tangah Padang Laring, Delyawarman menyebutkan, kasus ini dia sudah melaporkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Padang Pariaman untuk mencarikan jalan terbaik mengobati warga tersebut.

"Saya bersama Korong Tangah Padang Laring Delyawarman telah melaporkan ke puskesmas, kecamatan dan Dinsos Padang Pariaman untuk mencarikan jalan keluar, agar IA bisa diobati. Kasihan kita sudah delapan tahun dirantai. Sementara keluarganya tidak mampu," ujar Amri yang belum setahun bertugas jadi Walinagari di III Koto Aur Malintang Utara tersebut. (ab)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama