Bus Pelita Paradep. (instagram buskomersial.com) |
PADANG-Bus double decker ternyata bisa melintasi lintasan Sumbar-Jakarta. Sebuah bus double decker yang dioperasikan PO KMS (Kami Saiyo) mampu melewati berbagai rintangan dalam perjalanan dari Jakarta ke Pariaman pada Mei 2021.
Bus KMS itu melewati tanjakan Sitinjau. KMS menggunakan bus tingkat buatan karoseri Nusantara Gemilang City Liner Double Decker.
Bus itu membawa pemudik yang hendak lebaran ke Sumbar. Bus itu membawa pemudik kembali ke rantau. Bus tingkat ke Sumbar sempat viral di media sosial.
Setelah sepekan berada di Ranah Minang, bus tingkat KMS kembali ke Jakarta, Rabu (26/5/2021). Bus tersebut melewati Sitinjau Lauik. Berangkat dari Sungai Limau, penumpang terlihat penuh di lantai dua.
Ternyata bus tingkat itu mampu melewati jalur Sitinjau Lauik yang merupakan jalur ekstrim dengan tanjakan dan tikungan. Buti lewat lintas Timur Sumatera dan tol hingga ke Bakauheni.
Sejauh ini, belum ada pengusaha di Sumbar yang tertarik untuk mengoperasikan bus double decker.
Bukan cuma bus tingkat KMS yang pernah melintas di Sumbar. Bus Pelita Paradep juga pernah membawa wisatawan ke Sumbar, termasuk ke Alahan Panjang di Kabupaten Solok.
Kendala di Sumbar
Bisa dibilang, bus tingkat sangat jarang melewati tanjakan Sitinjau. Kebanyakan bus yang lewat tanjakan ini hanya single deck atau dek tunggal, paling besar juga bus tronton milik PO SAN, namun bukan bus tingkat.
Direktur Utama PO SAN Kurnia Lesani Adnan mengatakan, bus double decker ketika bertemu tanjakan Sitinjau Lauik memang lebih kesulitan untuk menanjak. “Bus double decker agak sulit karena ground clearance-nya lebih rendah dari bus biasa. Memang bisa lewat, tapi kalau rutin agak merepotkan,” kata Sani kepada kompas.com.
Selain itu, bus dengan tiga as roda (tronton) ini juga harus mengambil lajur lebih lebar agar tidak tersangkut. Jika tidak, roda penggerak akan tergantung sehingga selip dan bus tidak bisa menanjak.
Belum lagi jika ada kendaraan yang mengalami kendala di tepi tanjakan, semakin menyulitkan bus untuk naik. Jadi bus double decker akan kurang leluasa mengambil lajur yang lebih melebar agar bisa melewati tanjakan tanpa masalah.
Terkait ground clearance, Export Manager karoseri Laksana, Werry Yulianto mengatakan, bus tingkat memang memiliki ground clearance yang lebih rendah dari bus pada umumnya.
“Sebenarnya hampir sama saja dengan model lain. Double decker biasanya lebih rendah 2 cm – 4 cm saja,” kata Werry kepada kompas.com.
Namun sebenarnya, sasis tronton biasanya sudah dilengkapi dengan suspensi udara yang bisa diatur ketinggiannya. Jadi ketika melewati tanjakan curam, ground clearance bus bisa naik beberapa sentimeter.
Persoalan lain untuk menoperasikan bus tingkat untuk rute Jakarta-Sumbar juga karena jalan yang belum memadai. Lubang banyak di jalan serta banyaknya tikungan yang membuat bus tingkat sulit bermanuver. (*)