Pemko Bukittinggi Akan Terus Lengkapi Fasilitas Stasiun Lambuang

Salah satu spot di Stasiun Lambuang


BUKITTINGGI-Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi akui Stasiun Lambuang yang berada di eks Stasiun kereta api di Bukittinggi milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Jalan Moh. Syafei belum keseluruhan rampung terhadap 3 zona yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi.


Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari  (12/3/2024) mengatakan saat ini baru 116 kios yang ditempati para pedagang setelah diresmikan operasionalnya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir  belum lama ini. Jumlah itu untuk dua zona yang sudah selesai pembangunannya.

Pemerintah Kota Bukittinggi  mengalokasi dana yang bersumber dari APBD tahun 2022 sebesar Rp 2.270.461.483 untuk penyewaan lahan PT KAI di kawasan itu. Kemudian, ditambah dana APBD Kota Bukittinggi tahun 2023 senilai Rp 2.081.246.184 juga diperuntukan terhadap sewa lahan.

Sementara untuk pembangunan fisik  Stasiun Lambuang ini dibutuhkan dana sebanyak Rp 2.500.000.000 yang masih bersumber dari APBD Kota Bukittinggi tahun 2022 dan ditambah  dana dari APBD Kota Bukittinggi tahun 2023 senilai Rp 14.700.000.000.

“Jadi jumlah kios sebanyak 116 yang sudah selesai ini bersumber dari APBD Kota Bukittinggi tahun 2022 dan APBD 2023,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bukittinggi, Wahyu Bestari menyebutkan untuk zona 3 di Stasiun Lambuang itu saat ini memang belum mendapatkan pembangunan kios.  Pemerintah  Kota Bukittinggi membuka kesempatan bagi para investor untuk menanamkan modalnya hingga didirikan kios yang dapat ditempati pedagang kuliner. Namun, pemerintah daerah sudah punya perencanaan dan disain kawasan sentra kuliner terbesar di Sumatera Barat tersebut.

Disebutkan, bagaimana bentuk penjenisan produk yang diperjualbelikan di zona 3 itu juga disikapi, agar mengikuti konsep yang diterapkan di zona  1 dan zona 2 di Stasiun Lambuang.

“Jadi, disain nanti kita tentukan dan penempatan berdasarkan penjenisan dagangan, konsepnya sudah kita punyai.  Para investor yang mau berinvestasi di zona 3 itu  maka dia bangun sendiri kios atau gerainya, dan nanti dihibahkan ke pemerintah kota. 

Di Stasiun Lambuang itu nantinya dapat ditempati 500 Pedagang Kaki Lima (PKL) terhadap3 zona yang ada, sehingga pedagang kuliner yang beraktivitas di jalan raya di Kota Bukittinggi dapat difasilitasi berjualan di sana.

Pemerintah Kota Bukittinggi ingin Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati kios atau gerai di Stasiun Lambuang itu berinovasi dengan menambah menu yang mereka perjualbelikan, dikarenakan belajar dari pengalaman disaat mereka berdagang di kawasan Jalan Moh. Syafei  dengan durasi waktu  dari sore hingga malam  menu dagangan tentu terbatas, sedangkan di Stasiun Lambuang   jam operasional  seharian dari pagi hingga malam. Hal demikian perlu ditindaklanjuti agar sentra kuliner itu tetap menarik minat beli masyarakat untuk datang dan menikmati suasananya. (LK/IKP)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama