PASAMAN — Tim Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasaman kembali bergerak cepat melakukan evakuasi material sisa banjir yang berpotensi mengganggu aliran sungai. Hanya beberapa hari pascabanjir yang melanda Lubuk Sikaping, aliran Batang Aia Panapa kembali terancam tersumbat oleh material bambu yang roboh dibawa derasnya arus.
Rumpun bambu tersebut menutup sebagian jalur sungai di dekat Penginapan Flom Mitra, sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan genangan maupun banjir susulan. Melihat kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pasaman melalui BPBD bersama pemerintahan nagari dan masyarakat segera melaksanakan gotong royong pembersihan pada Kamis (25/9/2025).
Kegiatan pembersihan dipimpin langsung oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Pasaman, Desrianti. Ia menjelaskan bahwa penanganan cepat diperlukan agar aliran Batang Aia Panapa tidak semakin terhambat. “Rumpun bambu yang roboh ini jika dibiarkan bisa menyebabkan banjir susulan. Karena itu, pembersihan segera kami lakukan agar aliran sungai kembali lancar,” jelasnya.
Turut hadir mendampingi proses pembersihan, Wali Nagari Durian Tinggi Hendra Gunawan dan Wali Nagari Tanjung Beringin Utara Yogi Pratama. Kegiatan ini juga melibatkan Bhabinkamtibmas, anggota Nagari Tanggap Bencana (Natana), serta puluhan relawan masyarakat yang turut membantu.
Wali Nagari Durian Tinggi, Hendra Gunawan, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama lintas pihak. Ia menilai semangat gotong royong menjadi kunci percepatan pemulihan pascabanjir. “Kami berterima kasih kepada semua pihak, terutama BPBD, Natana, dan dukungan Bhabinkamtibmas yang turun langsung ke lapangan,” katanya.
Sementara itu, Wali Nagari Tanjung Beringin Utara, Yogi Pratama, menegaskan pentingnya sinergi antar nagari mengingat aliran Batang Aia Panapa melintasi lebih dari satu wilayah. “Koordinasi lintas nagari dan dukungan aparat keamanan sangat penting agar persoalan bencana bisa ditangani bersama,” ucapnya.
Selain pembersihan, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga kebersihan sungai dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat memperburuk risiko banjir saat musim hujan. Meski pembersihan dilakukan secara manual, kesolidan kerja sama masyarakat dan BPBD membuat aliran sungai kembali normal. BPBD bersama nagari menegaskan komitmen untuk terus memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana ke depannya. (*)
