Bencana Alam Pengaruhi Pariwisata Nasional


H. Asnawi Bahar




Liputankini.com-Secara nasional pariwisata Indonesia berkembang 2,5 persen setiap tahunnya. Kondisi bencana yang melanda Indonesia terutama Lombok dan Palu menjadi momok untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 17 juta orang pada tahun 2018 ini.


Hal itu ditegaskan Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Indonesia, H. Asnawi Bahar, Selasa (23/10/2019). 


Disebutkannya, hingga bulan kini kunjungan wisman ke Indonesia baru 10 juta lebih karena banyak negara mengeluarkan Travel Warning (larangan kunjungan). Sebanyak 7 juta wisman lagi yang harus diburu dengan waktu yang tersisa 4 bulan menjelang akhir tahun 2018. Perlu upaya keras dari pemerintah dan pelaku industri pariwisata untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Artinya, setiap bulan harus ditargetkan bisa terpenuhi 1,5 juta wisman. Lalu, pada Desember juga dimaksimalkan sehingga bisa menutupi kekurangan pada bulan-bulan sebelumnya.


Namun, bila wisatawan lokal atau wisatawan nusantara (Wisnu) terus meningkat. Pada tahun 2018 hingga kini telah mencapai 260 juta orang.


Lebih jauh disebutkan, ASITA Indonesia pun bekerja keras untuk mencapai target tersebut dengan melakukan berbagai upaya dengan mengarahkan wisman ke destinasi lain di Indonesia. Itu dilakukan dengan roadshow dan mengelar berbagai iven travel mart sebagai perluasan pasar. 


Indonesia memiliki pasar wisata utama dan kurang utama. Pasar utama pariwisata Indonesia selama ini negara-negara Asean, Australia, Eropah dan China. Pasar Utama ini dilakukan penetrasi pasar oleh pelaku industri pariwisata terutama pasar negara China.


"Saat ini pasar China kerapkali dikuasai industri pariwisata China terhadap wisatawannya ke Indonesia. Beranjak dari itu, pelaku pariwisata Indonesia harus mengambil alihnya sehingga bisa menjadi tuan rumah di rumah sendiri,"ujar Asnawi Bahar.


Ditanya tentang pariwisata Sumbar, Asnawi Bahar menjelaskan, pariwisata di Sumbar bisa menjadi tulang punggung perekonomian. Kendati pariwisata Sumbar saat ini telah mengalami perkembangan namun belum sesuai dengan besarnya potensi yang dimiliki.


Pemerintah dan pelaku industri pariwisata harus bersinergi membangun pariwisata tersebut. Pemerintah berada pada regulasi dan penyedian sarana prasarana. Selama ini, sarana prasarana sudah cukup baik pada pariwisata Sumbar tetapi memang harus terus ditingkatkan. 


Tinggal lagi pengelolaan atau manajemen yang harus dibuat lebih baik lagi sehingga pariwisata memang betul-betul bisa menjadi tulang punggung ekonomi Sumbar. 


"Kita memang masih lemah dalam pengelolaan dan perencanaan pariwisata. Di saat wisatawan telah datang ke Sumbar, seharusnya tahun depan ada nuansa baru yang membuat mereka ingin berkunjung lagi ke Sumbar,"kata Asnawi Bahar yang juga Calon Anggota DPD RI Sumbar No.24. 


Para industri pariwisata pun juga harus bisa menciptakan paket-paket wiasata baru yang sesuai dengan selera para wisatawan. Sebagai bahan evaluasi, banyak wisatawan Arab yang kecewa dengan makanan yang disediakan Sumbar tak sesuai dengan list atau daftar makanan yang ditawarkan kepada mereka.  


Di samping itu di Sumbar harus memiliki data yang ril dan terintegrasi dengan berbagai stakeholder. Sebab, selama ini data yang ada tentang  kunjungan wisman ke Sumbar dihitung dari imigrasi atau satu pintu saja dengan jumlah hampir tetap 70 ribu orang/tahun.  


Sebenarnya, dari banyak jalur wisman yang masuk ke Sumbar dengan jumlah yang lebih tinggi dari 70 ribu orang tersebut. Oleh sebab itu, perlu diupayakan untuk membuat aplikasi baru yang terintegrasi banyak stakeholder dan bisa online mencatat setiap wisman yang masuk. Pihak hotel pun harus maksimal melaporkan setiap tamu asing yang menginap di hotelnya. Dia pun meminta untuk memperbanyak seat penerbangan ke Padang dari Jakarta dan pintu masuk ke Padang. Sebab, harga tiket pesawat saat ini cukup tinggi ke Padang.  


Ditambahkan Asnawi Bahar, dia maju sebagai calon DPD RI karena ingin mendorong majunya pembangunan daerah khususnya dalam bidang pariwisata. Lalu, menjadikan DPD RI sebagai lembaga yang mampu menjadi mediator dengan pemerintah sehingga menjadi harapan rakyat yang bisa diandalkan dan dipercaya. 


Dia mempunyai visi, rakyat sejahtera dan berdaulat dengan lembaga perwakilan rakyat berwibawa sebagai tempat bernaungnya masyarakat. (*)     


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama