Solok Selatan Segera Memiliki Varietas Padi Gogo Sendiri


PADANG ARO, MJ News - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan melakukan pemurnian dua varietas padi gogo atau yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai padi ladang asal daerah itu yaitu guliang tandai merah dan guliang tandai hitam.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Solok Selatan, Nurhamidah, di Padang Aro, Selasa (4.2.2020) mengatakan, sekarang pihaknya sedang memurnikan padi gogo jenis guliang tandai merah dan guliang tandai hitam di lokasi Balai Benih Induk untuk dijadikan variates unggul Solok Selatan.

Dia menjelaskan, setelah proses pemurnian akan didaftarkan keperlindungan variates untuk dipatenkan dan akan menjadi produk unggul Solok Selatan.

Sedangkan untuk proses pemurnian, pihaknya bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).

Untuk jenis padi gogo di Solok Selatan hanya ada di daerah Tandai Nagari persiapan Lubuk Gadang Tenggara Kecamatan Sangir dengan lahan lebih dari 150 hektare.

”Masyarakat Pauah Duo juga sudah mulai menanam padi gogo walaupun dalam skala kecil,” ujarnya.

Selain itu, Pemkab setempat juga sudah melakukan pemurnian untuk bibit padi varietas Simauang dan sudah didaftarkan ke pusat perlindungan variates.

”Untuk variates Siamauang sekarang ini sudah masuk tanam yang ketiga kalinya,” ujarnya.

Dia menambahkan, keunggulan padi Simauang yaitu produksinya lebih tinggi dari rata-rata padi biasa dan lebih tahan dengan hama.

Untuk produksi padi Kabupaten Solok Selatan, selama 2019 sebanyak 152.488 ton, tidak mencapai target yang ditetapkan sebanyak 152.861 ton.

”Tidak tercapainya target produksi padi dipengaruhi bencana banjir, serangan hama, dan kekeringan yang melanda daerah itu pada 2019,” katanya.

Dia mengatakan, untuk target tanam selama 2019 yaitu seluas 28.091 hektare dengan realisasi 28.103 hektare.

Sedangkan untuk target luas panen padi selama 2019 di Kabupaten Solok Selatan ditetapkan 27.879 hektare dengan realisasi 27.811 hektare.

Bencana banjir dan longsor, sebutnya terjadi sejak November hingga Desember 2019 dan merusak seluas 118,64 hektare lahan pertanian warga. (rel)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama