Mengenal Wuhan, Kota Pahlawan China yang Kini 'Diserang' Virus Corona

Konjen China Gou Haodong.

China, MJ News - Konsul Jenderal (Konjen) China di Denpasar Gou Haodong menceritakan, tentang Wuhan yang merupakan wilayah dari Provinsi Hubei di China.

Ia menjelaskan, daerah Wuhan merupakan posisi strategis titik temu antara wilayah barat dan timur di Tiongkok. Selain, itu Wuhan adalah tempat berdirinya Republik Rakyat Tiongkok setelah Dinasti Qing atau dinasti yang terakhir berkuasa di Tiongkok.

"Jadi Dinasti Qing, dinasti terakhir untuk kerajaan Tiongkok diruntuhkan oleh sebuah revolusi yang terjadi di daerah salah satu kota Wuhan. Jadi mulai dari itu dibangun Republik Rakyat Tiongkok," kata Haodong, saat ditemui Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (6/3/2020) malam.

Ia juga menerangkan, dalam sejarahnya Kota Wuhan sudah sangat luar biasa dalam berkontribusi untuk upaya-upaya melawan penjajahan dunia barat atau penjajahan Jepang pada masanya dan Wuhan juga dijuluki sebagai Kota Pahlawan.

Selain itu, di daerah Wuhan juga banyak universitas -universitas yang sudah sangat terkenal. Hingga, banyak menarik mahasiswa asing termasuk ratusan mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Wuhan.

"Kami juga tau, Pemerintah Indonesia sangat mengkhawatirkan kondisi mahasiswa atau warga Indonesia (di Wuhan). Dan (sudah) cukup banyak kembali warga Indonesia yang ada di sana," ungkapnya, seperti ditulis merdeka.com.

Namun Haodong, merasa sangat bersyukur dan senang karena para mahasiswa, warga Bali dan warga Indonesia saat dievakuasi tidak ada yang terkena kasus infeksi virus corona setelah mereka pulang dari Wuhan.

"Saya juga sempat menonton beberapa video yang direkam oleh mahasiswa Indonesia yang sudah balik ke sini. Mereka bilang sangat rindu Kota Wuhan dan setelah wabah ini lewat mereka akan balik untuk melanjutkan kuliahnya di sana," ujarnya.

Apresiasi Tak Ada Diskriminasi Warga China

Gou Haodong mengucapkan, terima kasih banyak kepada Pemerintah Indonesia khususnya masyarakat Bali. Karena, selama terjadinya wabah virus corona tidak ada terjadi diskriminasi kepada warga China yang masih di Indonesia atau di Bali.

"Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia, khususnya di Bali. (Karena) setelah penundaan penerbangan Tiongkok- Indonesia ada ribuan turis Tiongkok terdampar di Bali jadi mereka diperlakukan dengan sangat baik tanpa diskriminasi," kata Haodong, saat ditemui di Sanur, Denpasar, Bali, Jumat (6/3) malam.

Ia menerangkan, semenjak terjadinya penutupan China ke Indonesia ada lebih dari 1000 warga Tiongkok yang memperpanjang masa tinggal di Bali dan prosesnya semua lancar dan tidak ada halangan apapun.

"Kami juga mendapat informasi dari turis China yang ada di sini bahwa mereka aman-aman saja, jadi tinggal nyaman di hotel bisa belanja atau jalan-ajakan ke mana saja tidak ada halangan apapun," ujarnya.

"Ada juga hotel-hotel yang menghubungi kami, bahwa mereka bilang kalau ada kebutuhan mereka akan berusaha untuk membantu turis China yang ada di sini atau ke kantor kami," sambung Haodong.

Ia juga mengatakan, rasa dukungan dan empati masyarakat Bali kepada warga Tiongkok. Pihaknya juga akan sampaikan kepada masyarakat dan media-media di Tiongkok.

Selain itu, ia juga bercerita bahwa pada Kamis (5/3/2020) lalu, pihaknya juga sempat bertemu dengan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Bali dan mengatakan bahwa sekarang pariwisata di Bali sedang lesu jadi banyak turis sudah membatalkan perjalanan ke Bali.

"Tapi saya bilang ke beliau, bahwa sekarang waktu yang sangat baik untuk kita melakukan training SDM dan melakukan rapat koordinasi dan sebagainya, untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali," ungkapnya.

Namun, pihaknya juga percaya setelah wabah virus corona ini usai, pasti ada lebih banyak turis Tiongkok ke luar negeri dan khususnya ke Pulau Bali.

"Jadi saya berharap masyarakat Bali, khususnya, stakeholder pariwisata jangan pesimis. Saya percaya setelah wabah ini sudah lewat pasti banyak turis berkunjung ke Bali," ujarnya.

Tapi menurut Haodong dengan adanya wabah virus corona, sebaiknya tidak diam atau menunggu kedatangan turis saja. Karena, ada banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Misalnya melakukan promosi dan sebagainya untuk meningkatkan pariwisata di Bali.

"Kantor kami juga berencana untuk melakukan promosi pariwisata Bali kepada turis China yang sekarang diam di rumah lewat media sosial kami," ujarnya.

"Kami juga berencana bekerja sama dengan pemerintah Bali atau organisasi-organisasi yang ada di Bali untuk melakukan kegiatan amal atau perlindungan lingkungan melibatkan turis China atau warga setempat untuk membantu pariwisata Bali," ujarnya. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama