Setengah Pantai Dunia Akan Lenyap pada 2100


JAKARTA - Isu global warming kian nyata di depan mata. Menurut studi terbaru, setengah pantai dunia akan lenyap pada 2100.

Ancaman isu global warming tak hanya ramai disuarakan aktivis lingkungan, tapi juga berakibat pada alam dan banyak destinasi wisata di dunia. Tak terkecuali pantai di dunia yang kian terancam erosi.

Dewasa ini ancaman itu semakin nyata. Menurut studi dari jurnal ilmiah Nature Climate Change terbaru, Jumat (6/3/2020), terungkap bahwa perubahan iklim akan menaikkan permukaan laut dan mengancam pantai-pantai dunia.

"Terkait pariwisata, pantai merupakan baris pertahanan pertama terhadap badai dan banjir. Tanpa pantai, imbas cuaca buruk akan lebih dahsyat," demikian bunyi studi ilmiah tersebut.

Ketika negara maju, seperti AS, telah mempunyai sistem perlindungan yang mumpuni, proyek teknis sekelas itu hampir tidak terjangkau oleh mayoritas negara lain yang juga terdampak perubahan drastis perubahan iklim.

Studi tersebut juga mengungkapkan Australia merupakan salah satu yang akan paling terdampak. Diperkirakan, lebih dari 15 ribu pantainya akan hilang dalam 80 tahun ke depan.

Di luar Australia, negara Kanada, Chile, dan AS juga diprediksi akan mengalami dampak serupa akibat naiknya permukaan laut. Pantai di Meksiko, China, Rusia, Argentina, India, dan Brasil juga akan terdampak.

Bukan hanya pantai, naiknya permukaan air dan badai juga mengerosi permukaan pantai dan rumah fauna liar, termasuk infrastruktur bumi.

"Sepertiga hingga setengah pantai Inggris akan mengalami penyusutan lebih dari 100 meter dalam 100 tahun ke depan, tergantung seberapa cepat es di kutub mencair," demikian bunyi studi itu seperti dikutip dari detik.com.

Apabila kita tidak bergerak membuat perubahan sekarang, entah apa masih ada kesempatan kedua. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama