LIPUTANKINI.COM-PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan dua area yang menjadi fokus perhatian perseroan agar dapat mempertahankan pelayanan bagi masyarakat serta pelaku UMKM pada masa pandemi Covid-19. Kedua area itu, yakni sumber daya manusia (SDM) perusahaan dan nasabah UMKM.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan menempatkan aspek SDM sebagai fokus perhatian pertama selama pandemi. Hal itu karena perseroan menyadari krisis dan kesulitan yang terjadi saat ini bersumber dari masalah kesehatan.
“Tanpa penyelamatan dan perawatan SDM, dalam hal ini pekerja BRI atau insan BRILian, kinerja perusahaan tak akan membaik terlepas dari apapun program dan produk yang dimiliki,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/3).
Sunarso menyebut dalam upayanya mengedepankan keselamatan dan keamanan para insan BRILian selama pandemi, perseroan memastikan seluruh operasional perusahaan selama pandemi dilakukan sesuai protokol kesehatan ketat. Para karyawan dipastikan harus selalu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker apabila bekerja dari kantor.“Jumlah insan BRILian yang wajib bekerja dari kantor juga disesuaikan seperti aturan yang berlaku di tiap daerah,” ucapnya.
Kedua, BRI berupaya maksimal menyelamatkan pelaku UMKM dari dampak negatif pandemi. Perhatian besar diberikan perseroan kepada pelaku UMKM karena mayoritas nasabah BRI berasal dari segmen ini. Berdasarkan data per akhir 2020, portofolio kredit UMKM BRI sebesar 82,13 persen dari total pembiayaan yang disalurkan perusahaan. Adapun upaya penyelamatan UMKM yang dilakukan perseroan dan pemerintah saat bersamaan terbukti positif.
“Itu dapat dilihat dari penyaluran kredit mikro BRI yang tumbuh double digit atau mencapai 14,18 persen year on year. Pada saat yang sama, penyaluran kredit kecil dan menengah BRI tumbuh 3,88 persen,” katanya.
Sunarso menyebut angka tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit nasional sepanjang 2020 yang diperkirakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berada kisaran minus satu hingga dua persen. Menurut Sunarso, UMKM wajib menjadi fokus penyelamatan karena segmen ini merupakan penopang utama perekonomian nasional.
“Salah satu langkah yang sudah dilakukan BRI untuk menolong pelaku UMKM saat pandemi adalah memberikan restrukturisasi pembiayaan terhadap mereka. Puncaknya yaitu pada September, jumlah kredit yang kami restrukturisasi saat itu mencapai Rp 197 triliun. Kemudian akhirnya akumulasi itu sudah menurun, akhir 2020 sudah menjadi Rp 186 triliun," ucapnya.
"Artinya, beberapa triliun (pinjaman) yang kami restrukturisasi itu sukses, berhasil, dan itu menyangkut sampai 2,9 juta nasabah di seluruh Indonesia," tambah dia.
Pilihan BRI untuk fokus menyelamatkan SDM (Insan BRILian) dan UMKM terbukti berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Hal ini terbukti sepanjang 2020 total aset yang dimiliki BRI Group tumbuh 6,7 persen secara tahunan menjadi Rp 1.511,3 triliun.“Nilai ini menjadikan BRI sebagai satu-satunya BUMN dan bank milik negara yang asetnya tembus 1.500 triliun atau terbesar di Indonesia,” katanya.