Warga binaan dilatih membatik. |
GUNUNGSITOLI-Liputankini-Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Gunungsitoli bekali warga binaan dengan keterampilan. Keterampilan merupakan modal bagi warga binaan setelah nanti kembali ke masyarakat. Keterampilan yang diberikan antara lain, pertukangan, membatik, dan jasa pencucian kendaraan. Pemberian keterampilan itu untuk mengisi waktu warga binaan.
Kalapas Gunungsitoli Soetopo Barutu menjelaskan, keterampilan yang diberikan pada warga binaan merupakan keahlian yang nantinya bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. "Setelah selesai warga binaan bisa bekerja dan produktif," katanya, Selasa (13/4/21).
Dikatakan, melalui keterampilan membatik, Lapas Gunungsitoli ingin melestarikan budaya Nias melalui kain batik.
"Lapas memberdayakan warga binaan pemasyarakatan sebagai perajin batik, " kata Kalapas Gunungsitoli.
Soetopo Barutu mengatakan, pembinaan warga binaan pemasyarakatan menjadi terampil dalam membatik melibatkan instruktur yang handal.
Kalapas menjelaskan, motif batik yang dikerjakan warga binaan tersebut sangat familiar kepada masyarakat Nias.
"Motif batik produksi Lapas Gunungsitoli identik dengan budaya Nias, dikerjakan dengan tingkat presisi yang tinggi, dan perajin yang terampil, " kata dia. (Yamoni)