![]() |
| Sri Mulyani |
JAKARTA-Kementerian Keuangan mencatatkan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 sebesar Rp138,1 triliun per April. Adapun defisit anggaran setara dengan 0,83 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan defisit anggaran terjadi karena penerimaan negara hanya Rp 585 triliun atau 33,5 persen dari pagu Rp1.743,6 triliun. Sedangkan belanja mencapai Rp 723 triliun atau 26,3 persen dari pagu Rp2.750 triliun.
"Pendapatan negara sudah tumbuh 6,5 persen. Meskipun pajak masih agak kontraktif 0,5 persen. Tapi kepabeanan dan cukai sudah tumbuh positif dan kuat," ujarnya saat Rapat Komisi XI DPR, Senin (24/5/2021).
Sri Mulyani merinci penerimaan terdiri dari penerimaan pajak Rp374,9 triliun atau 30,5 persen dari pagu Rp1.229,6 triliun, kepabeanan dan cukai Rp78,7 triliun atau 30,5 persen dari pagu Rp 215 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp131,3 triliun, dan hibah Rp0,1 triliun.
"Nanti kita berharap juga dari pemulihan ekspor, manufaktur, semuanya akan kita harap kontribusinya dan kita lihat pada April dan Mei berlanjut," ungkapnya yang diwartakan republika.co.id.
Sedangkan belanja negara terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp489,8 triliun atau 25,1 persen dari pagu Rp1.954,5 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp233,2 triliun atau 29,3 persen dari pagu Rp795,5 triliun.
Kemudian pembiayaan anggaran Rp392,2 triliun atau 39 persen dari pagu Rp1.006,4 triliun. “Realisasi pembiayaan yang on track ini mampu menopang kebutuhan pembiayaan, sehingga sisa lebih pembiayaan anggaran mencapai Rp254,2 triliun,” ucapnya. (*)
