Kapolda Riau Terima Penghargaan dari Badan Eksekutif Mahasiswa

 



Kapolda Riau Terima Dua Penghargaan dari Badan Eksekutif Mahasiswa 

PEKANBARU-Kapolda Riau, Irjen  Agung Setya Imam Efendi menerima dua penghargaan (penanganan karhutla dan penanganan kasus narkoba) dari Badan Eksekutif Mahasiswa se-Riau bertempat di Cafetaria lantai tiga Gedung Utama Polda, Pekanbaru, Senin (19/7/2021).

Koordinator Pusat BEM se Riau, Amir Aripin mengatakan pihaknya melihat perkembangan dari kebakaran hutan dan lahan menurun drastis dan warga tak pernah lagi melihat langit yang tertutup kabut asap yang diakibatkan karhutla sejak kepemimpinan Agung sebagai kapolda di negeri Lancang Kuning ini.  "Narkoba juga dapat dikendalikan polda, dengan sinergitas TNI, Polri dan juga mahasiswa," kata dia. 

“Kita berharap, mahasiswa terus dapat bersinergi dengan polri, juga dengan TNI,” ujar Amir Aripin.

Agung Setya Imam Efendi mengatakan rasa terimakasihnya pada mahasiswa atas penghargaan ini, walaupun Riau masih dalam masa pandemi yang luar biasa dan masih merajalela, tapi pekerjaan tak bisa ditunda. Kebaikan harus tetap ditorehkan dan harus tetap berbuat untuk menuntaskan semua pekerjaan. 

“Kebaikan ini bukan untuk sekedar penghias profil di media sosial saja, tetapi kebaikan ingin kita lakukan kepada diri sendiri, kepada orang lain dan juga sebagai pertanggung jawaban hidup kepada Tuhan,” ujar Agung. 

Agung menceritakan pertama kali datang ke Riau di Bandara Sultan Syarif Kassim II Pekanbaru, saat dijamu makan siang di bandara, gubernur mengatakan, adalah sebuah tamasya yang indah jika melihat langit biru di Riau. Selaku Kapolda, Agung mengaku tercenung karena sedemikian parahnya soal karhutla. Kemudian dia mengambil langkah nyata dengan menuntaskan kebakaran hutan dan lahan dengan merancang aplikasi dasboard lancang kuning. 

“Dasboard lancang kuning ini pernah menjadi sebuah pertanyaan besar oleh Konsulat Jenderal negara sahabat, bagaimana sebuah aplikasi di Smartphone mampu menjadi jawaban jitu dan pamungkas untuk kebakaran hutan dan lahan. Praktisnya, dengan dasboard lancang kuning, problem karhutla bertahun-tahun langsung hilang,” ujar Agung.  

Terkait narkoba di Kampung Dalam, Agung juga menyinggung bagaimana ia melakukan langkah persuasif dan humanis untuk membentuk image baru bagi kampung Dalam. Tentu tidak mudah, dan ada pihak pihak tertentu yang keberatan ketika polisi masuk ke sana.

“Kini daerah Kampung Dalam sudah menjadi sebuah tempat yang ramah dan  tidak lagi perlu kita khawatirkan bisa merusak generasi muda kita akan bahaya narkotika” ujar Agung. (ES)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama