Inovasi Digital di Era Pandemi Jadi Kunci Sukses Bisnis UKM Padang

Webinar tentang UMKM Padang


PADANG-Dampak Covid-19 menciptakan perubahan pada pola konsumsi masyarakat yang akhirnya menuntut para pelaku usaha untuk lebih jeli dalam menangkap peluang saat masa krisis. 

Hal ini turut dirasakan oleh para pelaku UKM Padang yang harus siap untuk mengubah strategi ke kanal penjualan online agar dapat terus produktif di masa pandemi. 

Sebagai mitra UKM Padang, JNE menggelar webinar JNE Ngajak Online 2021. Acara yang bertepatan dengan hari ulang tahun Padang ke-352 ini diadakan secara virtual guna memberdayakan UKM di masa pandemi. Webinar ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pelaku UKM di dunia digital sehingga mampu mengembangkan bisnisnya ke skala nasional hingga global.

Gelaran webinar ini secara eksklusif dibuka Hendri Septa selaku walikota. Hendri menegaskan pentingnya adaptasi digital yang perlu dilakukan para pelaku UKM di Padang untuk membangun perekonomian daerah. Pihaknya menyatakan 34.000 pelaku UKM di Padang harus mampu beradaptasi seiring majunya teknologi.

“Diharapkan acara ini mampu membantu perusahaan, bagaimana memajukan atau membuat tren baru dalam memasarkan produknya seiring dengan kemajuan teknologi. Termasuk dalam teknik pemasaran. Kalau jaman dulu cara yang digunakan adalah konvensional, sekarang teknik pemasaran sudah memasuki fase baru, yaitu memanfaatkan teknologi dalam sehari-hari.”, ujar Hendri, Senin (9/8/2021).

Hendri juga menegaskan pentingnya personalisasi konten sebagai salah satu aspek suksesnya pemasaran digital. “Tentu dengan kekuatan gabungan dari internet dan teknologi, pemasaran digital saat ini dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari perilaku pelanggan yang berbeda, atau keterlibatan pengguna yang memungkinkan mereka untuk memfasilitasi konten dan iklan yang lebih dipersonalisasi untuk keterlibatan dan hasil yang lebih baik”, tegas Hendri.

Sejalan dengan pernyataan Hendri, Edwina Yudianti selaku Head Regional JNE Bagian Sumatera berharap UMKM bisa tetap bertahan dan berkembang sebagai pilar ekonomi bangsa. JNE Padang siap mendukung UKM Padang secara konsisten dengan memberikan beragam layanan seperti COD, layanan fulfillment, layanan pick-up, dan disediakannya ruang diskusi kolaborasi bagi para UKM di kantor JNE Padang sebagai wujud pemberdayaan masyarakat.

Hadir sebagai pembicara, Ida Nursanti selaku owner Siti Nurbaya Food yang telah merintis usaha kuliner aneka rendang sejak 2007. Ida mulai memasuki ranah online untuk memasarkan usahanya sejak sebelum pandemi melalui kanal twitter.  

Sebagai pengusaha kuliner, pihaknya menyatakan pentingnya mempertahankan rasa daripada kuliner yang diapasarkan didukung dengan packaging yang eye-catching. Selain pentingnya kualitas rasa, Ida menegaskan pentingnya melakukan promosi digital dengan gencar.

“Kita menambah budget untuk promosi, biasanya kita pakai yang gratis, sekarang kita tingkatkan sekian persen dan kita gunakan untuk iklan. Kita pakai iklan berbayar dan kemudian masuk ke semua marketplace. Ada tokopedia, bukalapak, shopee juga. Ada juga Instagram dan facebook ads semua kita masuki, kita bikin konten konten menarik yang membuat orang akhirnya mau membeli," ungkap Ida. 

Sejalan dengan pernyataan Ida, Elsa Maharrani selaku owner Maharrani Official yang menjalani bisnis online di bidang busana muslim membuktikan bahwasannya pandemi tak menjadi penghalang kesuksesan usahanya.

“Ketika pandemi naik, penjualan kita pun naik karena penjualan kita online, dari yang dulu penjualan 700 pieces di awal pandemi, sekarang di 2021 kita bisa berjualan 3000 pieces per bulan. Bahkan penjahitnya bertambah terus. Sistem kami memang 90 persen digital. Jadi katalog produk kami foto se-estetik mungkin dengan photo model, lalu kita share kepada agen dan reseller kita, kita juga pajang di marketplace, WA, dan Instagram. Hanya 10% yang kita jual secara offline.” 

Elsa juga menyatakan pentingnya melihat kebutuhan pasar dalam rangka mencapai target penjualan.  “Awalnya target market Maharrani adalah baju-baju pesta yang ada glitternya, kalau di Minang namanya baju Baralek. Pandemi dateng, keluar rumah aja kaga boleh, mana mau memakai baju kaya gitu, otomatis peminat pasar disitu akan turun. Di sini-lah kita banting stir menuju baju Muslimah untuk kerja. Dimana Ibu Ibu bekerja mau WFH atau WFO akan tetap pakai baju baru, pasti ganti juga tiap bulan nya. Kami atur strategi dan ubah target market. Insyaallah target market kita bisa tercapai dengan jangan lupa berdoa.”, pungkas Elsa. (ed)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama