Kabupaten Solok Kembangkan Varietas Cisokan dan Anak Daro

 Bupati canangkan penangkaran benih padi unggul


SOLOK–Setelah melakukan MoU dengan BPTP Sumbar dan Balitbu Tropika, Pemkab Solok mulai melakukan penangkaran benih padi varietas cisokan dan anak daro dengan melakukan penanaman benih perdana di Jorong Lembang, Nagari Singkarak, Kecamatan X Koto Singkarak, Senin (2/8/2021).


Penanaman perdana ini dilakukan Bupati Epyardi Asda didampingi Kepala BPTP Sukarami Wahyu wibawa, Kepala Balitbu Elinamansyah., Asisten Medison, Kepala Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultum Sumbar diwakili Kabid Tanaman Pangan, Yustiadi, Kepala BPTPH mewakili Editya Murfi, Kepala BPSB, Kadis Pertanian, Camat X Koto Singkarak, Sujamto Ambrita, Wali Nagari Singkarak Rahmat, kepala SKPD dan Forkopimca.

Miharta Maria  dari Dinas Pertanian Kabupaten Solok mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membangun sentral pertanian dan perdagangan terpadu, bibit unggul holtikultura dan tanaman pangan.

“Semoga kegiatan penangkal padi sawah varietas anak daro seluas 14 hektare ini bisa menghasilkan sumber benih untuk produksi padi berkualitas yang ujungya dapat menghasilkan beras  khusus berkualitas.  “Panen perdana nantinya pada November 2021 dengan perkiraan produksi minimal lima ton per hektare,” tambah Miharta Maria.

Rahmat mengatakan, yang menjadi penangkar adalah kelompok tani yang tergabung dalam gapoktan Penggiat Cisokan dan Anak Daro. Kelompok Penggiat Cisokan dan Anak Daro ini adalah gabungan dari sembilan kelompok tani di Nagari Singkarak. 

Yustiadi menjelaskan, pemprov berencana memberika bantuan benih untuk tanaman padi seluas 150.000 hektare.  “Sumbar membutuh benih 3.750.000 ton pada 2022. Satu-satunya daerah yang sudah mulai bergerak untuk menanam benih padi baru Kabupaten Solok,” jelas Yustiadi.

Diharapkan setiap kabupaten/kota di Sumbar, jelas Yustiadi, bisa mandiri benih, artinya masing- masing kabupaten/kota bisa membuat penangkar benih. 

Untuk dua tahun terakhir, jelas Yustiadi, rapor Kabupaten Solok memang agak merah  karena luas panen turun dari 340.117 hektare menjadi 333.518. Produktivitas turun dari 49,38 menjadi 47,86. 

Wahyu wibawa, menyampaikan rasa bangganya terhadap Pemkab Solok karena menjadikan pertanian ini salah satu prioritas dalam pembangunan.  “Kami yakin hal ini berdampak positif dan signifikan dalam meningkatkan pendapatan para petani,” ujar Wahyu wibawa. 

Epyardi Asda mengatakan, jika sektor pertanian menjadi perhatiannya karena sekitar 70 persen penduduk adalah petani.  “Kami sudah menjalin kerja sama dengan BPTP dan Balitbu Tropika, untuk menyediakan bibit berkualitas yang akan didistribusikan  kepada petani,” kata Epyardi Asda. 

Pemerintah kabupaten, jelas Epyardi Asda,  telah melakukan MoU dengan Pemerintah Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk  menampung hasil panen beras Solok ini.  (WTL)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama