 |
Gubernur foto bersama dengan Kepala BNN RI dan jajaran BNNP Sumbar |
Demikian diungkapkan Gubernur Mahyeldi saat ramah tamah kunjungan kerja Kepala BNN di auditorium gubernuran, Kamis (10/2/2022). Hadir dalam pertemuan tersebut, Wakil Ketua DPRD Irsyad Syafar, Kepala BNNP Sumbar, Brigjen Polisi Khasril Arifin, forkopimda, perwakilan niniak mamak, beberapa rektor, bupati, dan walikota.
Gubernur mengungkapkan, perlu edukasi terkait penyalahgunaan narkotika ini. Menurutnya, narkotika dapat melemahkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ia berpesan kepada seluruh lapisan jajaran pemprov untuk bersama memberantas dan menangani hal tersebut.
"Sekarang generasi muda kita banyak yang terlibat narkotika, baik sebagai pemakai ataupun sebagai pengedar. Tentunya hal ini harus kita tangani, karena menyangkut amanat dari presiden untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045 yang akan datang," paparnya.
Ditambahkan gubernur, narkotika juga digunakan sebagai salah satu senjata dalam proxy war untuk melumpuhkan kekuatan sebuah bangsa. Kejahatan narkotika ini tidak hanya bermotif bisnis ilegal namun sudah merambah ke dalam motif membiayai kejahatan terorisme.
Kepala BNN Komjen Dr. Petrus Reinhard Golose mengatakan, dari hasil operasi pemeriksaan pada 2021, gabungan antara BNN, Polri, telah ditemukannya lebih dari 11 ton metamfetamin yang disita.
"Sedangkan yang disita BNN 3,3 ton. Hal ini yang membuat kami ingin mencanangkan sosialisasi terkait narkotika hingga ke desa-desa, termasuk di Sumbar," tuturnya.
Dia menyampaikan, untuk merangkul orang-orang yang terkena narkotika, dengan merehabilitasi mereka, sehingga mereka bisa berkarya seperti yang lainnya. Petrus mengucapkan terima kasih kepada pemprov atas hospitality untuk mendukung kegiatan ini bersama demi memerangi melawan narkotika.(Dinas Kominfotik Sumbar)