Wagub: Alfmart dan Indomaret Dilarang Hadir di Sumbar

 

Wakil Gubernur Audy Joinaldy 


BUKITTINGGI-Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tetap berkomitmen melarang beroperasinya ritel Alfmart dan  Indomaret sebagai upaya melindungi usaha mikro kecil dan M=menegah (UMKM) dan pengusaha lokal.


"Kami tetap tidak memberi izin kepada kedua minimarket waralaba tersebut, karena bisa mematikan bisnis kecil dan pedagang tradisional di daerah," kata Wakil Gubernur Audy Joinaldy menghadiri jumpa sahabat hebat Sampoerna Retail Community (SRC), Balai Pustaka Bukittinggi, Minggu (19/6/2022). 

Kehadiran kedua minimarket waralaba ini dipercaya  pemerintah provinsi bisa merusak ekonomi daerah Sumatra Barat dalam jangka panjang. 

Menurutnya, Sumbar memiliki potensi yang cukup banyak yang bisa dikembangkan dan menjadikan sumber pendapatan oleh masyarakat yang sebagian besar pelaku ekonominya.

"Di Sumbar ada 593.100 UMKM di berbagai daerah. Produk-produk yang dihasilkan para pelaku usaha banyak diminati bahkan di negara lain," ucapnya.

Masyarakat dikhawatirkan keberadaan Alfamart dan Indomart mampu menyebar ke seluruh daerah sampai ke pedesaan dengan harga barang yang bersaing. Jika hal tersebut terjadi, keberadaan minimarket modern akan membuat pelanggan tidak mau lagi mengunjungi warung atau toko kelontong, sehingga pedagang tradisional akan terasingkan dan merugi.

SRC yang merupakan salah satu UMKM yang bergerak di pedagang eceran membantu konsumen untuk mendapatkan produk-produk yang dibutuhkan sehari-hari. 

"Kami dari Pemprov Sumbar secara khusus memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada SRC yang telah menjadi perpanjangan tangan produk-produk dari produsen untuk sampai ke tangan konsumen, serta membantu konsumen untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari secara langsung," ungkapnya.

Saat sekarang, digitalisasi menjadi tantangan untuk semua pelaku usaha. SRC sebagai toko kelontong masa kini jalur perdagangan tradisional tetap harus dipertahankan di era transformasi digital ini. 

"Meskipun digitalisasi menjadi sebuah kebutuhan penting saat ini, saya berharap jalur perdagangan tradisional ini juga semestinya bisa berdampingan dengan digitalisasi," harapnya. 

Audy Joinaldy yang juga pengusaha sukses ini meyakini bahwa warga lokal juga mampu membuat bisnis modern retail outlet (MRO) semacam toserba  yang dimiliki oleh perorangan tanpa harus ada kehadiran kedua ritel waralaba tersebut. 

"Apalagi masyarakat Minangkabau dikenal sebagai pelaku bisnis yang memiliki kebiasaan berdagang sejak zaman dulu," ucap Audy.

Pemerintah Sumatera Barat juga berharap SRC menjadi salah satu wadah untuk produk-produk lokal dapat memasarkan produknya sekaligus membantu masyarakat menengah ke bawah mendapatkan produk yang baik dan harga terjangkau. (nov)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama