Memang Berat Beban Jadi Pelatih Tim Nasional di Indonesia

 Skuad tim nasional Indonesia U-19 di Piala AFF


JAKARTA-Ekspresi wajah pelatih Tim Nasional U-19, Shin Tae-yong menunjukkan kegelisahan ketika pertandingan antara Indonesia dengan Thailand di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (6/7/2022) malam. Pertandingan berakhir dengan imbang.


Bagaimana tak gelisah, di lapangan dia menyaksikan para pemain yang sering salah passing. Ada pemain yang bermain individualis, umpan tak akurat dan penyelesaian akhir yang tak akurat. Terlalu sering bola melambung tinggi melewati gawang. Belum lagi pemain yang terburu-buru dan terlalu memaksa diri, sehingga kehilangan bola dan bola direbut pemain lawan.

"Tak mungkin seorang pelatih tim nasional melatih pemain tentang bagaimana cara menendang bola, tentang bola harus dioper ke siapa. Pelatih tim nasional bukan pelatih sekolah sepakbola. Pelatih tim nasional fokus dengan teknik dan taktik. Yang terjadi sekarang, teknik dasar bermain bola saja masih belum sempurna. Bola harus dikuasai dengan teknik tinggi, bukan malah membuang bola jauh, kemudian disuruh teman untuk mengejar. Lagi-lagi, pemain kita lemah dalam akurasi," kata Harry, pecinta sepakbola di Padang, Kamis (7/7/2022).

Harry menyebutkan, kondisi itu beban dalam tim yang dihadapi pelatih. Belum lagi soal hasil. Pecinta sepakbola ingin tim nasional meraih kemenangan. Bahkan, ingin pula juara. Sementara, tim yang diasuh terbilang lemah dalam teknik dan masih perlu belajar tentang bermain bola. "Harusnya, pemain menjalankan irama pertandingan dengan memainkan bola, bukan bermain bola. Kalau sekarang, masih dalam level bermain bola," kata dia.

Apa itu bermain bola, menurut Harry, bermain bola, dapat bola ditendang, dibawa, lalu dioper, dikejar dan ditendang lagi. "Harusnya, memainkan bola, sehingga tenaga tak terlalu menguras tenaga. Kalau harus berburu bola sepanjang 90 menit, pemain mana yang sanggup tampil prima sepanjang laga," kata dia. Kalau memainkan bola, ada unsur kecerdasan yang berperan. 

Harry menambahkan, itu pendapat pribadinya tentang pemain tim nasional. "Pendapat saya bisa saja salah dan tiap orang memiliki pandangan yang  berbeda. Itu sah-sah saja," kata dia.

Dia menjelaskan, pelatih lebih hebat dari Shin Tae-yong sekalipun belum tentu bisa membentuk tim nasional Indonesia yang hebat. Sebab, persoalan utamanya ada di kemampuan pemain. "Shin Tae-yong pernah memimpin Korea Selatan mengalahkan Jerman, hal itu bisa terjadi karena dia memang memiliki pemain yang mumpuni," katanya.

Intinya, berat memang beban dan tugas jadi pelatih. Ketika hasil tak maksimal, jangan pemain dan pelatih dicaci-maki. "Semuanya butuh proses dan seolah semuanya dimulai dari nol," kata dia.

Harry menambahkan, dalam menghadapi Piala Dunia U-20, tim nasional Indonesia butuh pemain yang memiliki kualitas di atas rata-rata. Sebab, lawan yang akan dihadapi tangguh semua. 

Masih berpeluang

Hasil imbang dengan Thailand, membuat Indonesia menduduki posisi keempat dengan lima poin hasil sekali menang dan dua kali seri. Posisi pertama ditempati Vietnam dengan tujuh poin. Disusul Thailand juga dengan poin yang sama. Kemudian Myanmar menempati posisi ketiga dengan 6 poin.

Dengan klasemen sementara ini, skuad Shin Tae-yong harus menang pada dua pertandingan sisa melawan Filipina (8/7/2022) dan Myanmar (10/7/2022).

“Pertandingan berjalan seru. Banyak peluang tercipta, tetapi gagal membuahkan gol. Tentu saya berharap melawan Filipina dan Myanmar harus menang. Tidak boleh seri apalagi kalah. Karena Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Indonesia masih mempunyai peluang yang sama,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang dikutip dari laman resmi federasi.

Iriawan optimistis dua pertandingan sisa akan menghasilkan kemenangan. “Yang paling penting kita fokus dan jangan sampai kecolongan. Saya dan masyarakat Indonesia sangat berharap banyak tim ini bisa meraih prestasi,” imbuh Iriawan. (ed)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama