Terkendala Modal, Belum Banyak Warga Kelola Keramba di Danau Koto Panjang

 Keramba ikan di Danau Koto Panjang. (pemprov riau)



KAMPAR-Usaha keramba butuh modal besar. Lantaran terkendala modal yang besar itu, belum banyak warga yang memiliki usaha itu di Danau Panjang, Kabupaten Kampar. Padahal, perikanan memiliki prospek bagus di Riau.


Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution kunjungi pengelolaan keramba ikan di Danau Koto Panjang, Sabtu (16/7/2022). Wagub didampingi Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Herman Mahmud, mantan Kepala Dinas Perikanan Riau, Prof. Irwan Effendi serta beberapa pihak terkait dari Kampar.

Wagubri merasa kagum dengan adanya keramba ikan di lokasi tersebut. Hal itu lantaran karena mengingatkan dia ketika memiliki pengalaman mengelola keramba di waduk Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat, beberapa waktu masa lalu. 

Dia mengungkapkan, hasil dari keramba di Jatiluhur meningkatkan perekonomian bagi masyarakat. Dia mengatakan, keramba di Danau Koto Panjang ini, pemiliknya masih didominasi pengusaha besar dan belum merata pada masyarakat, sehingga harus menjadi perhatian ke depan yang bisa menjadi usaha milik masyarakat.

"Sesuai komunikasi, alasannya karena membuat keramba ini modalnya cukup besar yang mencapai puluhan juta per keramba, sehingga masyarakat belum mampu dan menjadi tugas kita ke depan agar masyarakat juga bisa membuat usaha keramba," katanya yang dikutip dari laman Pemprov Riau.

Diungkapkan wagub, sudah ada keramba yang dibantu Pemerintahan Kabupaten Kampar. Namun, itu juga baru beberapa saja. Ia berharap hal itu juga bisa menjadi perhatian di tingkat provinsi karena pengelolaan keramba ikan hasilnya sangat potensi untuk perekonomian masyarakat.

"Dalam kunjungan ini kita juga bawa langsung Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau meninjau keramba ini. Mudah-mudahan beliau bisa mencarikan solusi untuk masyarakat juga bisa buat usaha kerambah. Tambah lagi lokasinya masih cukup luas untuk dikembangkan," ujarnya.

Wagub mengapresiasi mantan Kepala Dinas Perikanan Riau, Prof Irwan Effendi yang juga memiliki usaha keramba di Danau Koto Panjang. Karena selain memiliki kng siap membantu masyarakat yang ingin membuat kerambah di danau ini," tuturnya.erambah ia juga sekaligus memberikan cara mengelola keramba yang tepat untuk masyarakat sesuai keahlian yang dimiliki.

"Hasil keramba ini cukup besar, rata-rata satu keramba bisa menghasilkan keuntungan mulai Rp5 jta-Rp10 juta per keramba. Sekarang bagaimana membantu dan masyarakat yakin dan tekun dengan usaha keramba ini," tutupnya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Herman Mahmud mengakui untuk keramba ini belum ada program dari tingkat provinsi. Dia ke depan akan mencoba mencarikan solusi dan program sesuai yang disampaikan wakil gubernur.

"Selama ini, kita baru di tingkat kelautan, seperti di pulau Rupat. Mudah-mudahan kedepan kita bisa juga buat program untuk di waduk ini," katanya. 

Irwan Effendi menjelaskan, Danau Koto Panjang luasnya mencapai 12 ribu hektare. Terisi keramba baru sekitar 40 persen. Artinya masih banyak lokasi untuk membuat keramba baru bagi masyarakat.

Terkait modal buat kerambah, Ketua Yayasan Pendidikan Raja Ali Haji, Unilak ini mengatakan, jika modal satu kerambah mencapai Rp30 juta per keramba. 

Semua itu untuk perlengkapan keramba, bibit ikan, tempat tinggal penjaga dan pakan. Jika dilihat dari perekonomian masyarakat saat ini anggaran itu memang  cukup besar, sehingga peminat dari masyarakat juga sedikit.

"Tapi kalau ada bantuan dari pemerintah ini akan sangat bagus, karena hasil kerambah ini cukup besar yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Tambah lagi pasaran ikan ini sudah ada," jelasnya.

Pastinya angka keuntungan keramba ini, imbuh dia, mulai dari Rp5 juta hingga Rp10 juta, bahkan mencapai angka Rp20-an juta tergantung besar kerambah dan cara pengelolaannya. Dan ia sendiri pernah mencapai angka Rp27 jutaan sekali panen.

"Jadi hasil itu juga tergantung cara pengelolaannya. Sedangkan ikan yang dipelihara, terdiri dari bermacam-macam ikan. Seperti ikan mas, gurami, nila dan lainya yang pemasaranya tidak sulit dan rata-rata sudah penampung," tuturnya. (*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama