BBM Naik, Tunjangan Bapak Tolong Dikurangi

 Ilustrasi. (liputan6.com)


PADANG-Beragam alasan dikemukakan pemerintah untuk membenarkan kenaikan harga BBM yang mulai berlaku, Sabtu (3/9/2022). Pokoknya, pemerintah merasa di posisi yang benar dengan kebijakan yang diambil tersebut.


Bagi masyarakat, BBM naik menjadi musibah. Sebab, ongkos pasti naik dan naik pula harga biaya hidup sehari-hari yang dipicu oleh mahalnya transportasi kebutuhan pokok. "Ujung-ujungnya, rakyat juga yang susah," kata seorang warga di Padang, Dasril ketika dimintai pendapatnya tentang kenaikan harga BBM.

Dikatakan Dasril, dengan naiknya BBM, belanja anak ke sekolah harus ditambah. Sebab, ongkos menuju sekolah pasti akan naik. Yang jadi masalah, dengan apa mau ditambah belanja anak ke sekolah itu. "Situasi ekonomi baru terasa stabil setelah dihantam corona, sekarang malah terasa berat lagi akibat BBM naik," katanya.

Warga lainnya, Masril menyebut, para pejabat enak saja menyebut alasan BBM naik. Bahkan, disebut pula kalau BBM memang harus naik.  "Cobalah tunjangan bapak dipotong. Apa bapak-bapak itu mau. Selain tunjangan, tolong potong pula perjalanan dinas," kata dia. 

Ditambahkan Masril, BBM naik, panjang dampaknya bila diurai satu persatu. Sebab, tak ada yang bisa dilepaskan dari BBM. "Kalau pun ada bantuan langsung tunai, hanya sekali pula diterima, sementara kenaikan BBM terasa sepanjang tahun. Tak adil ini namanya," kata dia.

Ditambahkan, pemotongan tunjangan pejabat perlu dilakukan, supaya sama-sama merasakan beratnya beban hidup. "Jangan seperti sekarang, rakyat saja yang susah, sementara pejabat tidak," katanya. 

Warga berharap pula para pejabat untuk mengisi BBM mobil dinas dengan uang pribadi. Jangan pakai uang negara, agar terasa pula betapa beratnya beban hidup yang dihadapi rakyat dengan penghasilan pas-pasan. (*)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama