Rangkaian Perayaan Imlek di Padang Meriah, Jangan Sebut Lagi Sumbar Daerah Intoleran

 PERAYAAN IMLEK-Wagub bersama pejabat dan tokoh Tionghoa di Padang foto bersama usai perayaan Imlek di kawasan Pondok, Padang, Rabu (11/1/2023). (kominfo 


PADANG-Setelah tiga tahun ditiadakan, perayaan Imlek kembali diadakan di Padang. Perayaan ditiadakan tiga tahun lalu karena pandemi Covid-19. Tahun ini, Kelenteng See Hien Kiong di Kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan Padang Barat dapat kembali menghelat rangkaian kegiatan Imlek seperti sebelum zaman corona.


Perayaan Imlek mengangkat tema kita semua satu. Rangkaian perayaan dimulai dengan pembukaan festival pasar malam Imlek, Rabu (11/1/2023) dan ditutup dengan perayaan Cap Go Meh pada 5 Februari mendatang.

Perayaan itu dibuka Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy. Pembukaan rangkaian perayaan Imlek 2547 itu berlangsung meriah dengan atraksi barongsai, singa peking, beragam tarian mandarin dan Minangkabau, pertunjukan tambur dan juga wushu yang disaksikan ribuan warga.

Pada festival pasar malam yang berjejer di sepanjang jalan Klenteng, tersedia beragam sajian kuliner, kerajinan khas etnik Tionghoa, peralatan-peralatan sembahyang, hingga berbagai bahan pokok dengan harga murah.

“Inilah bukti keberagaman di Sumatera Barat tak perlu diragukan lagi. Kita tinggal dengan berbagai suku, ras, agama, dan kita sangat menghargai dan menghormati itu. Jadi kita miris dan heran ketika mendengar Sumbar masuk nominasi provinsi inteloleran. Padahal kita semua berteman, bersahabat,” ujar Wagub Audy.

Dikatakan wakil gubernur, budaya dan etnis Tionghoa diakui menjadi bagian dari sejarah Padang, maupun Sumatera Barat. Salah satunya dengan keberadaan pecinan berdamping kota tua yang memberikan pesona tersendiri di kawasan Pondok, Padang Barat, jauh sebelum kemerdekaan NKRI. Demikian pula dengan kawasan Pondok yang khas dengan bangunan-bangunan tua bergaya arsitektur kolonial telah menjadi saksi sejarah sebagai pusat perputaran ekonomi kota kala itu.

Di era sekarang, keunikan arsitektur dan penataan kota tua dengan nuansa modern, juga tidak dapat dipungkiri telah menjadi tren bagi daya tarik kepariwisataan.

Tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRD Sumatera Barat, Albert Hendra Lukman menuturkan, kawasan Pondok masih kesulitan untuk bangkit kembali sejak Sumatera Barat dilanda gempa bumi pada 2009 silam.

Ia sangat mendukung gagasan pembenahan kembali kota tua yang akan berdampak pada perputaran ekonomi di kawasan Pondok. “Bagaimana bersama-sama kita dengan pemprov untuk membangkitkan kembali kawasan pondok ini,” kata dia.

Albert melanjutkan, meski penutur rumpun bahasa Tionghoa di Padang sudah semakin sulit ditemukan, tetapi semangat untuk tetap melestarikan kebudayaan Tionghoa tidak pudar. Salah satunya dalam rangkaian perayaan Imlek ke 2547 tersebut. (ed)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama