AGAM - Pemerintah Kabupaten Agam memperingati empat hari penting sekaligus, di lapangan Kantor Bupati Agam, Rabu (29/11).
Keempat hari penting itu seperti HUT KORPRI ke-52, Hari Kesehatan Nasional ke-59, Hari Guru Nasional dan Hari PGRI ke-78.
Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Ketua Pengadilan Negeri Lubuk Basung, Dadi Suryadi yang sekaligus membacakan pidato Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI Nasional dan dua menteri.
Pertama yang dibacakan adalah pidato Ketua Umum Dewan Pengurus KORPRI Nasional, yang mengajak menjadikan momentum ini upaya meneguhkan KORPRI sebagai penguat NKRI dan pelindung ASN.
“Kita juga berterimakasih kepada KORPRI dan seluruh ASN atas semua program yang bermanfaat untuk masyarakat luas,” ujarnya.
Program utama KORPRI katanya, mencakup peningkatan kualitas pelayanan publik, digitalisasi birokrasi, penguatan ideologi ASN dan lainnya.
Kini terjadi perubahan yang sangat cepat karena dua hal besar yaitu, perkembangan teknologi dan perubahan harapan masyarakat terus meningkat. Dua faktor itu pengubah kehidupan yang harus disikapi KORPRI.
Dikatakan, kini terdapat bagian yang menarik dalam sejarah kehidupan KORPRI ketika disandingkan dengan pemilu. Dua agenda besar ini selalu dikaitkan dengan netralitas ASN dan KORPRI.
“Kita percaya KORPRI sudah sangat paham dan terlatih untuk tetap berada dalam posisi netral dan tegak lurus dengan negara, Pancasila dan UUD 1945,” katanya.
Kedua, Ketua PN Lubuk Basung itu membacakan pidato Menteri Kesehatan. Dikatakannya, bangsa Indonesia harus bekerja keras memanfaatkan peluang ini sebagai momentum Indonesia lolos dari middle income trap, menjadi negara berpendapatan tinggi serta mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Manusia Indonesia yang sehat dan cerdas adalah kunci mencapai masa keemasan itu, sehingga tema Hari Kesehatan Nasional ke-59 “transformasi kesehatan untuk Indonesia maju” mutlak kita laksanakan,” sebutnya.
Disebutkan, transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, menuju bangsa yang maju. Transformasi kesehatan harus menjangkau keseluruh penjuru Indonesia, tak terkecuali daerah terpencil, tertinggal, perbatasan maupun kepulauan.
Diyakini guru sebagai nakhoda tidak mau lagi membalikkan arah dari kapal Merdeka Belajar.
Dirinya optimis semua pendidikan di Indonesia masih terus bergerak mewujudkan Merdeka Belajar. Keyakinan ini tumbuh dari hal-hal yang berhasil dicapai secara bersama dalam empat tahun terakhir.
“Dalam Merdeka Belajar ini kita meluncurkan kurikulum merdeka, yang ditunggu-tunggu para guru karena tidak hanya meringankan beban murid, tetapi juga memerdekakan guru untuk mengolah kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid,” tukasnya. (HR)