Kisah Ajo Redi: Pukul 08.30 dari Bogor, 11.00 Tiba di Lubuk Alung

 Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat seksi Tebing Tinggi-Indrapura dan jalan tol ruas Indrapura-Kisaran seksi Indrapura-Limapuluh di Gerbang Tol Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara, Rabu (7/2/2024). BPMI Setpres/Muchlis Jr


PADANG-Pembangunan tol memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Bukan cuma soal konektivitas antardaerah, tapi juga mempercepat pergerakan masyarakat, barang dan jasa.


Ini kisah nyata tentang manfaat tol yang tak lagi bisa didustai. Tol mempermudah transportasi darat. Hubungan antarpulau tak lagi membutuhkan waktu lama. Tol memperpendek waktu perjalanan serta menciptakan efisiensi biaya. 

Pada 3 Januari 2024, pukul 04.00, bus Transport Express Jaya sudah istirahat di Rumah Makan Umega, Gunung Medan, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Di rumah makan itu pula penumpang Salat Subuh. 

Rumah Makan Umega merupakan tempat istirahat terakhir bus Sumbar-Jabodetabek. Bagi warga Sumbar, kalau sudah sampai di rumah makan tersebut, berarti sudah sampai di kampung halaman, walau harus melanjutkan perjalanan lebih kurang empat jam lagi untuk sampai di kampung halaman yang sesungguhnya. Setelah istirahat di Gunung Medan, bus melanjutkan perjalanan ke Solok. Di Terminal Bareh Solok, bus baru akan mencapai tujuan masing-masing, ke Utara dan Selatan Sumatera Barat.

Bus yang parkir di Rumah Makan Umega Gunung Medan itu, kemudian viral di media sosial. Sebab, biasanya, pada pukul 04.00 itu, biasanya bus Jabodetabek-Sumbar masih berada di seputaran Bayung Lencir, Sumatera Selatan hingga batas Jambi. Kalau pukul 04.00 sudah masuk Gunung Medan, itu artinya banyak waktu yang terpotong untuk sebuah perjalanan dari Jabodetabek ke Sumbar.

Bus Transport Express Jaya itu dikemudikan Redi. Para pecinta bus Ranah Minang memanggilnya dengan Ajo Redi. Dia merupakan pengemudi dari bus yang berkantor pusat di Pariaman itu.

Dikutip dari YouTube Yudi Kota Lintas, Ajo Redi menyebutkan, dia berangkat 2 Januari 2024 dari Bogor, Jawa Barat. Dia berangkat dari kota hujan itu sekitar pukul 08.30 WIB.

Ajo Redi menyebutkan, dari Bogor bus melaju menuju Kreo. Tiba di Kreo sekitar pukul 10.45, kemudian lanjut perjalanan menuju Merak sekitar pukul 11.00 WIB. "Kami naik kapal pukul 12.00," katanya.

Penyeberangan dari Merak ke Bakauheni membutuhkan waktu lebih kurang 2,5 jam pelayaran.  

Ditambahkan Ajo Redi, jalanan di Jakarta waktu itu lengang karena masih suasana tahun baru. "Sepanjang perjalanan lancar dan tak ada kendala berarti. Tak ada macet," kata dia.

Dijelaskan Ajo Redi, sekitar pukul 08.00, bus sudah melintas di daerah Silungkang, Kota Sawahlunto. Kemudian, sekitar pukul 09.00 melintas di Singkarak dan finish di Lubuk Alung sekitar pukul 11.00. Lubuk Alung merupakan markas besar bus tersebut.

Hitung-hitungan perjalanan Ajo Redi membawa penumpang, kalau patokan masuk Sumbar ketika bus sampai di Umega Gunung Medan, maka perjalanan Jabodetabek-Sumbar cuma 20 jam saja. Kalau hitungannya sampai ke pemberhentian terakhir, maka perjalanan bus Transport Express Jaya itu butuh waktu 27 jam untuk menempuh perjalanan Padang-Jakarta yang berjarak 1.300 kilometer lebih.

Salah satu armada bus Transport Express Jaya


Perjalanan bus yang demikian cepat, lantaran Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang telah tersambung sejak dari Bakauheni, Lampung hingga ke Kramasan di Sumatera Selatan. Perjalanan yang cepat itu, membuktikan tol memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam bepergian dan mengurangi biaya logistik bagi distribusi barang dan jasa.

Satu dekade sudah tol ada di tanah Sumatera. Dulu, banyak orang yang pesimis dengan proyek infrastruktur. Bahkan, tak sedikit pula yang mendoakan semoga jadi proyek gagal. Bahkan, ada menyebut pembangunan tol di Sumatera sebagai proyek sesat dan investasi tak akan kembali. Ternyata, pesimisme terbantah dengan sendirinya satu dekade kemudian. 

Membangun infrastruktur tak bisa hitung-hitungan investasi cepat kembali. Membangun infrastruktur menyangkut masa depan. Menyangkut daya saing, menyangkut peradaban sebuah negara maju. 

Nikmat mana lagi mau didustai ketika Sumbar-Jabodetabek bisa ditempuh dengan waktu 27 jam? Dulu, sebelum ada tol, untuk sampai di Jakarta dari Padang butuh waktu lebih kurang 48 jam. Bus melintasi jalur tengah dan melewati tiga provinsi, masing-masing Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Terbukti, tol memangkas waktu dan memperpendek jarak.

Banyak kisah tentang perjalanan Sumatera-Jawa ketika melewati lintas tengah. Banyak masyarakat yang berani melakukan perjalanan di malam hari karena khawatir aksi kejahatan. Bahkan, kalau melewati lintas tengah, pengendara akan konvoi dengan kendaraan lain. Tujuannya, kalau terjadi sesuatu yang tak diinginkan bisa saling memberi pertolongan.

 Pembangunan tol mampu menghilangkan tentang kisah-kisah seram akibat kejadian di perjalanan dari mereka yang terbiasa melintas Sumatera-Jawa di jalur tengah. Tol menghadirkan cerita tentang masa depan dan peradaban modern. Infrastruktur merupakan modal untuk melompat lebih tinggi agar bangsa ini tak tertinggal jauh dari negara lain. Negara lain juga terus berlari membangun infrastruktur.

Bila tol makin tersambung di Sumatera, maka jarak tempuh Sumatera-Jawa akan makin pendek. Bila tol telah tersambung hingga ke Tempino, maka waktu tempuh akan semakin pendek dari Jabodetabek ke Sumbar maupun sebaliknya. Tol Bayung Lencir-Tempino (Baleno) ditargetkan selesai tahun ini. Pembangunan jalan tol ini menjadi bagian proyek strategis nasional (PSN) sekaligus menjadi Jalan Tol Trans Sumatera.


Jalan Tol Trans Sumatera yang dibangun Hutama Karya

Kalau sudah rampung dan operasional, maka jarak tempuh Jambi-Palembang cuma 3,5 jam. Biasanya, kalau dalam kondisi normal di jalan nasional, Jambi-Palembang butuh waktu 7-8 jam.

Pembangunan Tol Baleno Seksi III terus dikebut. Terhitung sejak Januari, progresnya sudah mencapai lebih 50 persen. Hal dikemukakan PPK Pembangunan Jalan Tol Baleno Arif Budiarto kepada wartawan, Jumat (9/2/2024). 

Diakuinya, terdapat minus 1,4 persen pada Januari lalu, tapi sudah bisa terkejar. ”Memang masih ada minus dari rencana kita di 54 persen, ada minus 1,4 sekian persen minus,” kata dia yang dikutip dari Sindonews

Dikatakan, pada Januari ada bermasalah terkait suplai material terutama batu beton, rigit beton lantaran adanya cuaca ekstrem. ”Tapi sudah ada upaya ekstra cost untuk menambah tiga tug boat. Sekarang sudah mulai mengejar ketertinggalan tersebut dan sekarang sudah tidak bermasalah aman dan terkendali,” tutur Arif. 

Bahkan, ujarnya, tiang pancang sudah mencapai 4.000 tiang dari 6.000 tiang yang ditargetkan. ”Kami targetkan progres Tol Baleno Seksi III sepanjang 15,47 kilometer rampung pada semester dua tahun ini,” paparnya. 


Mimpi besar pemerintah

Satu dekade lalu, pemerintah memiliki mimpi besar tentang konektivitas daerah di Sumatera. Presiden Joko Widodo menjadikan megaproyek Tol Trans Sumatera menjadi salah satu prioritas. Sejak 2015, pemerintahan mendorong proyek dengan target 2.790 kilometer tol tersambung di Sumatera.

Dalam waktu dekat, ditargetkan Tol Trans Sumatera sudah terbangun 972 kilometer. Tentunya, mimpi besar pemerintah menyambungkan kota-kota di Sumatera harus dilanjutkan.

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto meyakini proyek Tol Trans Sumatera bakal diselesaikan oleh siapapun pemimpinnya. Pasalnya, tol ini benar-benar dibutuhkan Sumatera untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia setelah Pulau Jawa.

"Saya yakin pemerintahan yang baru juga akan fokus untuk menyelesaikan Tol Sumatera ini. Karena dengan hadirnya tol ini, Sumatera akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru," ungkap Budi Harto yang dikutip dari detikcom.

"Apalagi Sumatera ini kan ada sawit, ada gas, ada minyak, ada karet, sehingga saya kira hilirisasi dari yang ada ini akan bisa dikembangkan lebih baik lagi," lanjutnya.

Budi Harto yakin dampak-dampak ekonomi dari hadirnya Tol Trans Sumatera mulai terlihat. Kini terjadi peningkatan penambahan sambungan listrik baru di daerah-daerah dekat gerbang-gerbang ruas Tol Trans Sumatera.

Menurutnya, penambahan itu membuktikan adanya indikasi ekonomi bergerak. Bisa jadi penambahan listrik itu terjadi karena peningkatan penggunaan listrik pada industri-industri di Sumatera.

Bukan itu saja, setiap harinya, Budi Harto mengatakan dari data yang didapatkan mulai banyak para pedagang sayuran segar di sekitar Lampung yang berangkat pagi buta ke Jakarta. Kehadiran tol di Lampung menyingkat waktu signifikan untuk membuat banyak bolak-balik Lampung-Jakarta dalam waktu singkat.

"Kemudian juga pedagang dari Lampung Barat gitu dari pagi jalan, dari jam 9-10 sudah sampai Jakarta. Kayak sayuran-sayuran, sehingga bisa sayuran segar bisa sampai di Jakarta di pagi hari," tutur Budi Harto.

Tol Trans Sumatera juga mempersingkat waktu tempuh secara signifikan. Hal ini bisa mengurangi biaya perjalanan masyarakat, paling terasa di harga BBM.

Budi Harto menyebutkan, 972 kilometer tol yang merupakan tahap pertama bakal tuntas di akhir 2024. Dari tahap pertama ini sudah bisa menghubungkan Lampung hingga Sumatera Selatan. Beberapa ruas di Sumatera Utara juga berhasil dibangun dan menghubungkan kawasan prioritas Danau Toba.

Menurut dia, sampai saat ini Tol Trans Sumatera yang sudah aktif beroperasi 597 kilometer. "Kemudian yang sedang dibangun dan akan selesai 376 kilometer. Insyaallah September akan selesai semua," papar Budi Harto.

Pada tahap kedua, nantinya pembangunan jalan tol Trans Sumatera akan fokus menghubungkan Palembang ke Pekanbaru dengan panjang 587 kilometer. Kemudian, tahap ketiga akan fokus melakukan penyambungan jalan tol dari Pekanbaru hingga Aceh dengan panjang jalan tol yang dibangun 657 kilometer. Pada tahap ketiga ini, Tol Trans Sumatera akan tersambung semua ruas utama atau backbone-nya dari Lampung hingga Aceh. 

Satu dekade kehadiran tol di Sumatera telah memberikan banyak manfaat, Ajo Redi telah memberi bukti. Banyak kisah lain yang lebih inspiratif dari perjalanan dari Jawa ke Sumatera dan itu akan jadi catatan dalam perjalanan sejarah kehidupan masing-masing. Satu kata untuk pemerintah yang sudah membangun tol di Sumatera: terimakasih! (Edwardi)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama