![]() |
| Peserta serius pemaparan yang diberikan narasumber |
PADANG-Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) adakan pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan itu berupa pelatihan penggunaan strengths and difficulties questionnaire (SDQ). Peserta kegiatan itu adalah guru bimbingan konseling SMA.
Tema pelatihan adalah deteksi dini gangguan emosi dan perilaku pada remaja di Padang dengan pendekatan SDQ tersehut.
Pengabdian masyareakat itu merupakan bagian dari Program Kemitraan Masyarakat Membangun Nagari (PKM-MN) yang didanai melalui PNBP Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2025.
Pelatihan dibuka Dekan Fakultas Kedokteran Unand s Dr. dr. Sukri Rahman, Sp.THT-BKL, Subsp Onk (K), FACS, FFSTED serta Perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera barat Dra.Hj.Yenni Putri, MM.
Pelatihan diadakan di aula Faklutas Kedokteran Universitas Andalas dan diikuti oleh 49 guru bimbingan konseling (BK) dari berbagai SMA/ SMK di Padang.
Kegiatan ini bertujuan membekali guru BK kemampuan melakukan skrining dini gangguan emosi dan perilaku remaja dengan menggunakan kuesioner SDQ, sebuah instrumen yang telah terbukti efektif secara ilmiah dalam mendeteksi risiko masalah kesehatan mental pada anak dan remaja.
Ketua tim pelaksana, Dr. dr. Rini Gusya Liza, M.Ked.KJ, Sp.KJ, menyampaikan pentingnya peran guru BK dalam upaya deteksi dini masalah psikologis di lingkungan sekolah.
“Remaja adalah kelompok usia yang sangat dinamis dan rentan terhadap stres serta tekanan sosial. Guru BK menjadi garda terdepan untuk mengenali tanda-tanda awal gangguan emosi dan perilaku, sehingga dapat dilakukan intervensi lebih cepat,” jelasnya.
Kegiatan ini diisi dengan pemaparan teori, pelatihan teknis, serta simulasi pengisian dan penilaian SDQ oleh para narasumber dari Departemen Psikiatri FK Unand, yaitu Dr. dr. Amel Yanis, Sp.KJ(K); Dr. dr. Yaslinda Yaunin, Sp.KJ(K); dr. Taufik Ashal, Sp.KJ; dan dr. Eldi Sauma, Sp.KJ.
Peserta juga diberikan modul pelatihan SDQ, yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan berkelanjutan di sekolah masing-masing.
Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan lebih dari 80 persen peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi gangguan emosi dan perilaku remaja berdasarkan hasil pre-test dan post-test.
Selain itu, peserta menyatakan pelatihan ini memberikan manfaat nyata untuk memperkaya wawasan serta memperkuat kemampuan pendampingan siswa dengan masalah psikologis.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. dr. Amel Yanis, Sp.KJ(K) menegaskan, kegiatan ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan dan layanan kesehatan jiwa.
“Kami berharap pelatihan ini tidak berhenti di sini, tetapi menjadi awal sinergi berkelanjutan antara sekolah dan tenaga psikiatri dalam menjaga kesehatan mental remaja di Sumatera Barat,” ujarnya.
Kegiatan ini turut didukung oleh Dinas Pendidikan Sumatera Barat yang memfasilitasi dan membantu dalam koordinasi peserta.
Tim pengabdian juga terdiri dari para dosen psikiatri dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Unand yang berperan aktif dalam registrasi, dokumentasi, dan pendampingan teknis selama kegiatan berlangsung.
Ke depan, Departemen Psikiatri FK Unand berencana melanjutkan kegiatan serupa di berbagai sekolah di Sumatera Barat serta mengembangkan sistem rujukan berbasis sekolah untuk siswa dengan gejala gangguan mental.
Dengan demikian, guru BK dapat berperan lebih aktif sebagai mitra tenaga kesehatan jiwa dalam menjaga kesejahteraan psikologis peserta didik. (rls)
