![]() |
| Pelatih PSIM berikan keterangan pers. (ileague.id) |
SOLO-PSIM Yogyakarta tak mau ambil resiko akibat lengah di laga pekan ke-12 BRI Super League 2025/26.
Laskar Mataram akan dijamu oleh Persis Solo pada laga yang dikenal sebagai Derby Mataram di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (8/11/2025) malam.
Meski jarak di papan klasemen sementara saat ini begitu berbeda, PSIM tetap fokus penuh. PSIM hingga laga pekan ke-11, ada di peringkat ke-6 dengan 18 poin. Sedangkan Persis ada di peringkat ke-17 alias dua terbawah dengan koleksi lima poin saja.
Kewaspadaan PSIM juga makin berlipat dengan pertimbangan di momen laga kali ini, Persis akan tampil tepat di peringatan HUT ke-102. Artinya, dipastikan Laskar Sambernyawa akan tampil dengan motivasi lebih tinggi untuk dapat mengamankan poin penuh.
Pelatih PSIM, Jean Paul Van Gastel mengatakan pertandingan dengan tajuk Derby Mataram ini adalah laga yang bergengsi. Namun dia menuturkan meletakkan laga nanti sama pentingnya dengan pertandingan lainnya, tanpa menambah tekanan berbeda.
“Kita selalu menyiapkan setiap pertandingan dengan cara yang sama. Tidak ada hal yang berbeda, termasuk untuk pertandingan lawan Persis pada Derby Mataram ini,” kata Jean Paul Van Gastel yang dikutip dari ileague.id.
Mengenai kekuatan Persis Solo, pelatih asal Belanda ini sadar benar potensi yang dimiliki tuan rumah. Menurutnya, Persis punya pemain dengan kemampuan fisik dan kelebihan dalam kecepatannya.
“Terpenting adalah bagaimana tim nanti bisa bekerjasama untuk bertahan dan menyerang dengan baik. Jadi ini bukan soal satu pemain tertentu saja secara individu, tapi soal tim,” dia menegaskan.
Van Gastel juga mengakui laga nanti akan sedikit berbeda karena Persis baru saja menonaktifkan pelatih Peter de Roo yang juga berasal dari Negeri Kincir Angin.
Terkait hal ini, dia mengaku punya hubungan baik dengan Peter de Roo. Bahkan keduanya pernah sempat saling berkunjung di Yogyakarta.
“Saya sedih mendengar dia dipecat, karena saya tahu betul pekerjaan pelatih itu sangat berat dan menuntut waktu 24 jam sehari. Kami sering berbicara tentang sepak bola dan kehidupan di dunia kepelatihan. Peter de Roo bahkan pernah datang ke rumah saya di Yogyakarta,” ucap Van Gastel lagi. (*)
