Puluhan Hektare Lahan Pertanian III Koto Amal Utara Rusak Diterjang Banjir Bandang



PARIAMAN–Banjir bandang yang melanda wilayah Padang Pariaman, khususnya Kenagarian III Koto Amal Utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian milik kelompok tani di dua nagari mengalami kerusakan serius. 

Dinas Pertanian BPP Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Kabupaten Padang Pariaman melakukan pendataan areal pertanian yang rusak akibat diterjang banjir bandang beberapa hari belakangan ini.

Pendataan itu dipimpin oleh Kaswarman selaku Koordinator BPP Kecamatan IV Koto Aur Malintang yang didampingi Lidiya Hendrita (PPL), Desnia Ramadani (petugas POPT) dan beberapa ketua kelompok tani, wali Korongg dan petani yang terdampak.

Data sementara mencatat sebagian besar lahan tertimbun material lumpur dan bebatuan, bahkan beberapa hektare dinyatakan puso karena hanyut terseret arus.

Di Nagari III Koto Amal Utara, kerusakan tercatat mencapai 6,1 hektare.

Kelompok Wanita Tani (KWT) Sibaraguang menjadi salah satu yang terdampak paling parah. Dari total areal 3,1 hektare, sebanyak 0,8 hektare mengalami kerusakan ringan dan 2,3 hektare dinyatakan tertimbun material serta berstatus puso.

Kelompok Tani Maju Bersama juga mengalami hal serupa. Dari total luas 3 hektare, seluas 2 hektare tertimbun lumpur dan bebatuan, sementara 1 hektare lainnya masuk kategori terdampak.Wilayah Balai Balk, dengan total kerusakan yang juga cukup besar.

Kelompok tani Subur Tani mencatat kerusakan pada 8 hektare lahan. Sebanyak 4 hektare mengalami kerusakan kategori terdampak, sementara 4 hektare lainnya dinyatakan puso karena sepenuhnya tertimbun material banjir bandang.

Kelompok Jati Indah tidak luput dari hantaman bencana. Dari total luas lahan 4 hektare, 1 hektare mengalami kerusakan kategori terdampak, sedangkan 2 hektare dinyatakan puso karena terseret dan tergerus aliran sungai.

Petani di dua nagari tersebut berharap pemerintah daerah segera melakukan pendataan lanjutan dan memberikan bantuan berupa benih, pupuk, serta pemulihan saluran irigasi yang turut rusak. Mereka mengaku sulit memulai kembali proses tanam tanpa dukungan karena sebagian besar lahan mereka kini tertutup lumpur setebal puluhan sentimeter. (*)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama