40 Hari Terasa Singkat di Batu Taba


Mahasiswa STAI Imam Bonjol Padang Panjang foto bersama dengan perangkat nagari serta pamit dengan masyarakat Nagari Batu Taba, Jumat (19/2/2021) sore. (Zainal)



Liputankini.com-Setelah 40  hari menjalani program kuliah kerja nyata (KKN) di Nagari Batu Taba, yang dimulai sejak 10 Januari 2021, mahasiswa STAI Imam Bonjol Padang Panjang mendatangi kantor wali nagari setempat, Jumat (19/2/2021) sore. Mereka pamit dengan jajaran pemerintahan nagari serta masyarakat. Bagi pemerintahan nagari dan mahasiswa, 40 hari itu terasa singkat. 


Kedatangan mereka disambut Wali Nagari Destriyanto Bandaro Bungsu, tokoh masyarakat Basrizal Dt. Pangulu Basa, serta perangkat nagari.


Ketua KKN, Andry Hardiansyah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintahan nagari dan masyarakat atas bantuan dan dukungannya terhadap para mahasiswa yang melaksanakan tugasnya di Batu Taba.


"Saya mewakili rekan-rekan, mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat dan pemerintahan nagari yang telah menerima dan mendukung kegiatan kami di sini," ungkap pria yang akrab disapa Da An tersebut.


Destriyanto Bandaro Bungsu mengatakan, kehadiran mahasiswa STAI sangat bermanfaat terhadap nagari. Mereka sangat aktif dan mudah berbaur dengan masyarakat.


“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak kampus karena telah memilih Batu Taba sebagai tempat untuk melaksanakan program KKN. Kehadiran mahasiswa STAI Imam Bonjol bermanfaat terhadap nagari,” terangnya.


Senada dengan Destriyanto, Basrizal Dt. Pangulu Basa juga menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa KKN STAI Imam Bonjol Padang Panjang. Ia juga berharap, perpisahan ini bukanlah akhir dari silaturahmi yang telah terjalin selama 40 hari di Batu Taba.


“Saya belum pernah menjumpai mahasiswa yang ber-KKN di sini, seperti mahasiswa  STAI Imam Bonjol Padangpanjang. Mereka sangat aktif dalam setiap kegiatan, baik itu kegiatan nagari, maupun kegiatan keagamaan seperti mengadakan acara lomba tahfidz baru-baru ini. Saya berharap, tali silaturahmi yang terjalin selama ini, tetap terjalin ke depannya karena bagi kami masyarakat Batu Taba, setiap orang yang sudah makan nasi dan minum air Batu Taba, adalah keluarga,” kata dia.


Basrizal juga berpesan kepada mahasiswa STAI Imam Bonjol jika nanti saat dibenturkan dengan dua pilihan, maka ambillah pilihan yang terpenting dan menyangkut kemaslahatan orang banyak. 


“Ketika kalian diberi pilihan, antara menyelamatkan sekoci atau kapal, maka kalian harus menyelamatkan kapal! Sebab, jika kapal selamat, maka sekoci juga selamat,” paparnya.


Basrizal menambahkan, semoga KKN berikutnya, STAI Imam Bonjol Padangpanjang kembali memilih Batu Taba sebagai tempat untuk melaksnakan program KKN.


Perpisahan tersebut ditutup dengan menyerahkan kenang-kenangan dari mahasiswa KKN kepada pemerintahan Batu Taba. Kenang-kenangan tersebut, diserahakan Andry Hardinsyah kepada Destriyanto.(Zainal)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama