Jembatan Patah tak Kunjung Tersambung

Warga melintas di jembatan patah

LIPUTANKINI.COM-Selalu ada kisah di balik peristiwa. Ada duka, ada pula suka. Jika peristiwa itu musibah, maka duka yang lebih mendominasi.


Masyarakat Padang Sago hampir empat tahun berkeluh kisah. Betapa tidak, jembatan yang mereka gunakan setiap hari, beberapa tahun terakhir patah tak bisa dilalui dengan kendaraan. Jembatan patah belum ada tanda akan diperbaiki.


Lantaran jembatan patah, warga harus mengeluarkan banyak biaya karena jarak yang bertambah jauh. Dalam kondisi sulit sekarang, masyarakat harus dimudahkan. Jangan biarkan keluh-kesah karena jembatan patah jadi berkepanjangan. Saatnya jembatan itu tersambung lagi, agar akses transportasi masyarakat kembali normal. Empat tahun menanti bukanlah waktu yang singkat.


Jembatan Lubuk Napa, Nagari Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago merupakan akses menuju Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman. Jembatan itu ambruk pada Oktober 2017 hingga kini belum ada tanda tanda akan diperbaiki. 

Putra Padang Sago, Indra  Kusnadi saat diminta komentarnya, mengatakan sangat prihatin atas kondisi jembatan tersebut

"Kita  prihatin atas kondisi jembatan yang sejak 2017 belum tanda akan diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman," ujar Indra Kusnadi yang akrab disapa dengan Kadai itu, Senin (29/3/2021).


Menurut Kadai, jembatan Lubuk Napa, merupakan urat nadi peningkatan ekonomi masyarakat. Sejak jembatan itu rusak, masyarakat Padang Sago dan Padang Alai yang ingin ke Padang Panjang, terpaksa lewat Jembatan Lubuk Tano dan lanjut ke Koto Mambang serta Sicincin dengan jarak tempuh lebih kurang 20 kilometer.  Tetapi kalau lewat jalur Lubuk Napa, hanya berkisar 10 kilometer. 

"Kita sangat berharap kepada pemerintah di bawah pimpinan Suhatri Bur Rahmang dapat segera memperbaikinya", tutur Kadai. 


"Jembatan ini dibangun semasa bupati dijabat  Nasrul Syahrun dan rusak di masa kepemimpinan Bupati  Ali Mukhni. Sebagai masyarakat, kita tidak habis pikir kok pemda  membiarkan berlarut larut. Ada kesan cuek saja dengan  kepentingan umum. Masyarakat sudah lama mengeluh," katanya lagi. 


Kadai menghimbau terutama masyarakat Padang Sago dan Padang Pariaman pada umumnya baik yang ada di kampung atau pun di rantau untuk "badoncek" dengan menghimpun infak rutin Rp5.000 perhari perorang apabila ada 20.000 orang yang mau terkumpul dana perhari Rp100.000.000x30 = Rp3 miliar x 12 = Rp36 miliar. Uang ini nanti diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, untuk dibangunkan kepada jembatan Lubuk Napa tersebut. 

"Dalam keadaan sulit, negara tidak punya dana untuk pembangunan, boleh saja rakyat ikut partisipasi," tukas Kadai lagi. 


Kepala Dinas PUPR Deni Irwan, saat dikonfirmasi, melalui WhatsAppnya mengatakan, perencanaan atau detail engineering designnya sudah disiapkan terkait jembatan Lubuk Napa itu. 

"Kita menunggu ketersediaan anggaran saja lagi. Mudah-mudahan bisa terealisasi dan terlaksana pembangunan jembatan Lubuk Napa ini secepatnya," ujar Deni Irwan.

Ketika disinggung mungkinkah bisa dianggarkan pada APBD Kabupaten Padang Pariaman Anggaran 2022?

Deni menjawab tergantung banggar dan Tim TPAD yang diketuai oleh Sekda  Padang Pariaman. "Kalau kita di Dinas PUPR  tetap mengusulkan perbaikan jembatan Lubuk Napa. Ini menjadi prioritas karena menyangkut akses masyarakat di sana," kata Deni.  (aa)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama