Ternyata, Mahyeldi Pernah Dilarang Kuliah

Gubernur memberikan tausiyah di Cupak. (humas)


SOLOK-Pemerintah provinsi mengapresiasi kinerja wali nagari Cupak dalam pembangunan nagari serta pengawasan terhadap generasi muda agar terhindar dari penyalahgunaan narkorba.


Pengawasan agar ditingkatkan. Jika ada penyalahgunaan narkoba segera laporkan kepada pihak berwajib. 


Hal ini disampaikan Gubernur Mahyeldi seusai shalat subuh berjemah di Masjid Nurul Huda Balai Pandan, Cupak Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Kamis (22/4/2021).


Gubernur mengatakan, generasi muda merupakan tumpuan bangsa karena mereka nantinya menjadi pemimpin yang dan melanjutkan pembangunan.


"Di tangan generasi sekarang ada beban melanjutkan pembangunan daerah. Ada kewajiban setiap kita menpersiapkan generasi yang cerdas, berilmu pengetahuan, berbudaya, beriman dan bertaqwa. Jika tidak dipersiapkan dari sekarang tentu kelangsungan kejayaan negeri tidak akan tercapai sesuai cita-cita pendiri bangsa," ungkapnya.


Mahyeldi mengisahkan dirinya pernah menjadi garin. Dia jadi garin saat masih kuliah di Universitas Andalas. Daerah Cupak termasuk telah membesarnya dalam hidup bermasyarakat dan pendalaman keilmuan di bidang pertanian.


"Saya anak keluarga buruh angkat di Bukittinggi, saya pernah dilarang amak untuk melanjutkan kuliah karena ketiadaan biaya. Namun saya menyampaikan kepada amak, kitakan punya Allah yang menentukan segalanya," ungkap Mahyeldi mengenang masa lalu.


Mahyeldi mengatakan, kemiskinan tidak akan jadi penghalang untuk sukses menjadi apapun. Apakah menjadi pengusaha sukses, pejabat negara sukses, asalkan memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT.


"Kepada para pemuda Cupak dan pemuda Sumbar teruslah berjuang mencapai cita-cita dan wujudkan mimpi-mimpi karena Allah suka kepada umat yang berjuang dan bekerja keras mengubah nasib. Jauhi narkoba dan prilaku yang menyesatkan karena itu merugikan diri sendiri dan masa depan," katanya.


Walinagari Cupak, Fatmi Bahar Dt. Tuo menyampaikan kepada gubernur, masih ada generasi muda yang terlibat dalam peredaran narkoba. 


"Kami masih prihatin dan bersedih masih banyak pemuda-pemuda kami terlibat prilaku kasus narkoba. Kami telah mengirim dua orang untuk dilalukan rehabititasi narkorba. Langkah itu dilakukan untuk kebaikan mereka. Narkoba itu menyesatkan dan merusak masa depan," ujarnya.


Fahmi Bahar mengharapkan perhatian pemerintah kabupaten dan provinsi serta pihak terkait lainnya untuk menyikapi kondisi penyebaran narkoba yang cukup marak di Nagari Cupak. 


"Masyarakat kami butuh kegiatan terpadu soal penyalahgunaan dan dampak buruk narkoba. Pemerintah perlu turun tangan memberi edukasi," ujarnya. (Biro Humas Setdprov Sumbar)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama