Kalau Membangun, Ikuti Saran Guru Besar Unand

 

Para guru besar dan istri masing-masing foto bersama dengan rektor dan pimpinan Unand lainnya. 



PADANG-Para guru besar di bidang teknik mengingatkan pentingnya pengambil kebijakan dan masyarakat untuk memperbaharui pengetahuan tentang teknis pendirian bangunan maupun teknologinya, Kamis (24/6/2021) di Convention Hall, kampus Limau Manis, Padang. .


Para guru besar Unand menyampaikan gagasan dan ide cemerlang demi kekuatan bangunan yang penting diketahui masyarakat Sumatera Barat, karena daerah ini rawan gempa. Bencana tak bisa dihindari, namun dampaknya bisa diminimalisir. Caranya, dengan membuat bangunan yang aman dan ramah gempa. 

Prof. Agus Susanto dalam orasi ilmiah yang berjudul Manufaktur Zaman Now: Manufaktur Maya, Awan dan Hijau  menyeebutkan,  istilah  ‘zaman now’ pada judul orasi semacam bahasa gaul yang digunakan kalangan milennial atau generasi Z, sebuah generasi dengan pemanfaatan internet dan dunia maya yang masif, serta akrab dengan gadget yang canggih. 

Sebutan ini simbolik untuk menggambarkan perkembangan dunia masa kini yang dinamis, informatif dan kadang disruptif (menggangu tatanan yang ada).  Tetapi di lain sisi ‘zaman now’ dapat juga berarti sebagai usaha untuk memfokuskan pada pemenuhan yang bersifat materi pada generasi sekarang, tanpa mengorbankannya untuk generasi yang akan datang atau lebih dikenal dengan istilah berkelanjutan (sustainable). 

Dua sisi ini, trend teknologi terkini terutama peningkatan peran komputer, digitalisasi data, perangkat lunak dan internet di satu sisi, dan isu-isu keberlanjutan dan manufaktur yang ramah terhadap lingkungan di sisi yang lain, merupakan wacana berfikir yang ingin ditawarkan pada orasi ilmiah ini.

Tiga kata kunci yang berkaitan dengan manufaktur dalam judul orasi ini adalah maya, awan dan hijau. Maya atau virtual mengandung pengertian “Manufaktur dalam komputer” yang berarti memanfaatkan komputer untuk membuat model digital dari produk, proses dan pabrik untuk tujuan simulasi, visualisasi dan optimasi. 

Awan atau cloud adalah metafora dari internet dan jaringan yang menghubungkan berbagai macam perangkat komputer dan perangkat lainnya sebagai sebuah resources. Manufaktur awan dapat berupa aplikasi perangkat lunak manufaktur berbasis internet yang memberi layanan on-demand, atau juga sebuah sistem fisik-siber dari seluruh sumber daya manufaktur yang saling terhubung dengan jaringan internet. 

Kata hijau atau green adalah metafora dari manufaktur yang bersih dan ramah lingkungan, menghemat pemakaian sumber daya, terutama material dan energi pada seluruh siklus hidup produk. Ketiga paradigma manufaktur di atas sangat mengemuka pada zaman sekarang, dimana fleksibilitas, mobilitas, optimalisasi, kecepatan, dan efisiensi  sangat diperlukan.

Dikatakan Agus Susanto, manufaktur sangatlah berkaitan dengan mengorganisasi aktivitas untuk melakukan transformasi material menjadi produk. Industri manufaktur sering juga disebut sebagai industri sekunder, karena sektor ini memproduksi barang jadi yang berasal dari industri primer, yang merupakan industri penghasil bahan dasar yang berasal dari dari ekstraksi bahan mentah. 

Agus Susanto mengemukakan, perkembangan  sistem manufaktur sangat terkait dengan perubahan kondisi eksternal yang terjadi. Perubahan itu sangat berkaitan dengan perkembangan komputer dan perangkat lunak yang memungkinkan digitalisasi data dan informasi dan memungkinkan penerapan manufaktur maya.

Sementara itu, Prof. Dr.Eng. Ir. Jafril Tanjung, MT memberikan orasi ilmiah dengan judul Peranan Analisis Struktur Dalam Mengevaluasi Dampak Bencana Gempa Bumi Terhadap Struktur Bangunan. 

Dikatakannya, gempa bumi merupakan fenomena atau bencana alam yang terjadi akibat adanya pergerakan dan/atau tumbukan antar lempeng penyusun kerak bumi. Kerak bumi disusun atas beberapa lempeng yang bertemu antara satu dengan yang lain. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat resiko tinggi terhadap bencana gempa bumi. 

Fakta menunjukkan, ratusan ribu orang meninggal dunia maupun dinyatakan hilang akibat gempa bumi sejak 2004 tersebut; disamping kerugian akibat kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan, jalan, jembatan, pelabuhan dan fasilitas lainnya. Dampak dari gempa bumi berupa tsunami, longsor dan runtuhnya bangunan atau fasilitas umumnya, merupakan penyebab utama banyaknya korban jiwa, hilang maupun kehilangan tempat tinggal. Banyak fasilitas penting yang seharusnya berfungsi ketika dan pasca bencana gempa bumi, seperti rumah sakit, fasilitas pendidikan, fasilitas telekomunikasi, fasilitas air bersih, fasilitas listrik dan kantor pemerintahan mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi sebagaima mestinya.

Dikatakan Jafril Tanjung, observasi pasca bencana gempa bumi yang dilakukan pasca gempa Pidie Jaya 2016, Gempa Lombok 2018 dan gempa Palu 2019 memperlihatkan beberapa kesalahan yang umum terjadi pada konstruksi bangunan beton bertulang, misalnya, yang menjadi salah satu penyebab kerusakan maupun runtuhnya bangunan tersebut.

Sebetulnya telah banyak usaha yang telah dilakukan, baik oleh akademisi, peneliti maupun praktisi, untuk meminimakan korban dan kerugian yang mungkin timbul sebagai dampak gempa bumi. Usaha tersebut antara lain mengembangkan metode untuk memprediksi gempa bumi, mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi dan menyiapkan instrumen untuk persiapan dini dalam pengurangan dampak bencana gempa bumi. 

Dalam bidang Teknik Sipil, salah satu bidang keahlian yang berhubungan langsung dengan pengurangan dampak bencana gempa bumi ini adalah perencanaan serta pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan rekayasa sipil, baik yang sederhana seperti yang digunakan dalam rumah sederhana, maupun yang lebih kompleks seperti fasilitas kesehatan atau fasilitas vital lainnya seperti rumah sakit, kantor pemerintahan, fasilitas telekomunikasi, fasilitas air bersih, fasilitas energi, pelabuhan, baik laut maupun udara dan lain sebagainya. 

Perencanaan struktur rekayasa sipil, sesungguhnya, merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum proses konstruksi struktur rekayasa sipil tersebut dilaksanakan. Rangkaian kegiatan tersebut harus mengacu kepada standar dan aturan-aturan yang berlaku, misalnya standar yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI). Aturan-aturan  ini disusun berdasarkan kajian-kajian ilmiah baik pengujian di laboratorium, hasil observasi pasca gempa bumi dan penerapan konsep ilmu alam dan matematika.

Prof.Dr.Eng.Fauzan, ST, MSc (Eng) menampilkan orasi ilmiah dengan judul Sistem Struktur Baja Komposit Sebagai Alternatif Bangunan di Daerah Rawan Gempa dan Perkuatan (Retrofit) Struktur Bangunan Tahan Gempa.

Menurut dia, perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya di bidang konstruksi bangunan berjalan sangat pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya gedung-gedung bertingkat tinggi. Para perencana bangunan dituntut untuk mendesain suatu struktur yang stabil, kuat, mampu layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomis dan kemudahan dalam pelaksanaannya. 

Suatu struktur disebut stabil jika tidak mudah terguling, miring, atau tergeser selama umur rencana bangunan. Risiko terhadap kegagalan struktur dan hilangnya kemampulayanan selama umur rencananya juga harus diminimalisir dalam batas-batas yang masih dapat diterima. Suatu struktur yang awet semestinya tidak memerlukan biaya perawatan yang berlebihan selama umur layannya.

Dalam merencanakan struktur, hasil yang diharapkan adalah desain optimum yang memenuhi kriteria-kriteria seperti biaya minimum, berat bangunan minimum, waktu konstruksi minimum, tenaga kerja minimum, biaya manufaktur minimum dan manfaat maksimum sepanjang layan

Konstruksi baja umunya banyak digunakan untuk bangunan tinggi dan bentang yang panjang karena terbukti lebih kuat dan juga aman terhadap gempa jika didesain sesuai standar. Namun, struktur baja juga memiliki kelemahan, diantaranya masalah tekuk (buckling) yang merupakan fungsi dari kelangsingan penampang. Disamping itu, biaya (cost) pembangunannya sangat tinggi karena material baja cukup mahal harganya.

Untuk mengurangi biaya konstruksi baja dengan kapasitas kekuatan yang sama, maka dikembangkanlah suatu sistem konstuksi Baja komposit, yang merupakan gabungan antara material baja dengan material lainnya seperti beton dan kayu. 

Dikatakan, struktur  komposit  merupakan  struktur  yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan  yang  berbeda  dan  membentuk  satu kesatuan  sehingga  menghasilkan  sifat gabungan  yang  lebih  baik  dalam memikul beban. Komponen struktur komposit menggabungkan baja dan beton yang disebut Struktur Komposit Baja-Beton telah menjadi pilihan populer untuk konstruksi bangunan karena penggunaan material konstruksi baja dan beton yang efisien dan ekonomis. Komponen struktur baja memiliki keunggulan kuat tarik dan daktilitas yang tinggi, sedangkan komponen struktur beton memiliki keunggulan kuat tekan dan kekakuan yang tinggi.

Perencanaan komposit mengasumsikan bahwa baja dan beton bekerja sama dalam memikul beban yang bekerja, sehingga dapat  mereduksi  berat  profil  baja  yang dipakai,  mengurangi  tinggi  profil  baja  yang digunakan (menghasilkan desain profil/elemen yang lebih ekonomis). Disamping itu, struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan, di antaranya adalah lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-komposit.

Budaya mutu organisasi

Sementara itu, orator lainnya, Prof. Ir. Nilda Tri Putri, Ph.D, IPU dalam orasi yang berjudul Total Quality Management (TQM): Sebuah Filosofi dan Model Bisnis dalam Membangun Budaya Mutu Oganisasi. 

Dia menyebutkan, keberhasilan suatu organisasi dalam menerapkan kualitas ditentukan apabila setiap orang dalam organisasi mampu menerimanya sebagai sebuah perubahan organisasi. Kualitas bukan hanya sebagai serangkaian pencapaian teknis, keterampilan dan alat, ataupun program di tingkat organisasi, tetapi juga perubahan total dalam organisasi yang terus berlangsung dan tidak pernah berakhir. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah filosofi manajemen yang bersifat komprehensif berdasarkan kebajikan sumber daya manusia, serta pada perubahan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan proses bisnis. TQM, oleh karena itu, bukan hanya sekadar gaya atau tren dalam manajemen. 

Pengalaman banyak perusahaan di seluruh dunia membuktikan bahwa TQM merupakan langkah maju yang revolusioner dalam bisnis dan kembalinya ke beberapa ide manajemen mendasar. TQM pada dasarnya membutuhkan budaya baru. Hasil TQM terbaik dapat dicapai ketika budaya terbuka, kolaboratif, dan kooperatif diciptakan oleh manajemen dan didukung oleh pembelajaran organisasi, kerja tim, dan fokus pelanggan (internal/eksternal). Budaya organisasi yang berlaku harus kompatibel dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar pendekatan TQM jika kemajuan signifikan dalam peningkatan kualitas harus dilakukan. 

Oleh karena itu, pimpinan organisasi dapat memilih pendekatan TQM yang sesuai dengan budaya organisasi yang ada, atau dapat mencoba mengubah budaya yang ada. Pimpinan suatu organisasi harus mengubah gaya manajemen mereka, dari yang otoritatif ke gaya manajemen partisipatif untuk mencapai peningkatan berkelanjutan melalui karyawan mereka. 

Mereka perlu mendorong dan memberdayakan karyawan mereka untuk berkontribusi penuh pada program peningkatan berkelanjutan organisasi. Pelatihan adalah alat yang sangat penting untuk mempromosikan dan mengembangkan keterampilan yang terkait dengan organisasi. Selain itu, penekanan pada pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan, menginduksi budaya positif di mana ada modifikasi perilaku yang cukup untuk menjamin iklim TQM yang berkelanjutan. Pimpinan harus dapat menciptakan budaya inovasi dan menyusun kebijakan yang sesuai untuk mendorong inovasi secara positif dalam organisasi mereka. Mereka harus memberikan penekanan khusus pada inovasi dan pembelajaran dan infrastruktur yang membantu membangun dan melestarikan iklim organisasi yang kondusif untuk perbaikan berkelanjutan. (ed)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama