Vaksinasi di SMPN 9 Payakumbuh Capai 82 Persen

 Siswa SMP 9 Payakumbuh antusias ikut vaksinasi


PAYAKUMBUH-Vaksinasi sapu jagat yang gencar dilaksanakan Wali Kota Riza Falepi disambut dengan baik oleh warga SMPN 9 Payakumbuh. Angka vaksinasi di sekolah ini sudah mencapai 82 persen, tinggal beberapa siswa saja yang bakal ikut divaksin.


Program vaksinasi sudah empat kali diikuti SMPN 9, dua kali di dinas pendidikan dan dua kali di sekolah dengan vaksin Sinovac. Terpantau pada Rabu (27/10/2021), digelar lagi vaksinasi kelima yang dilaksanakan di sekolah itu dengan vaksinator klinik polres dengan vaksin Pfizer.

Kepala SMPN 9 Syafrida didampingi Wakil Kurikulum Midarlen saat ditemui media menyampaikan, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahnya hampir 100 persen divaksin. Dari total 45 orang, 43 sudah divaksin, sedangkan untuk satu sedang hamil berat dan satu lagi baru melahirkan.

Dipaparkan Syafrida, siswanya 556 orang, yang sudah divaksin sekitar 460, sisanya masih sedang menjalani vaksinasi, lalu ada pula siswa yang masih di bawah umur 12 tahun tiga orang di kelas 7, jadi mereka belum diperkenankan divaksin.

"Kami juga memiliki siswa yang tidak dapat ikut vaksinasi karena faktor kesehatan, ini sudah kami konsolidasikan dengan pihak wali murid. Bahkan, sudah ada beberapa siswa yang menerima dosis kedua, karena mereka mengikuti vaksinasi di luar sekolah," kata Syafrida.

Syafrida yang pernah mengajar di SMPN 1 Payakumbuh dan pernah juga memimpin SMPN 7 Payakumbuh itu memaparkan, di akhir September pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada siswa dan orang tua dengan narasumber Puskesmas Air Tabit dan tim sekretariat vaksinasi sapu jagat, hasilnya pada saat itu sudah ada 220 siswa mendaftar. 

"Yang bisa divaksin pada hari pelaksanaan di awal Oktober adalah 180 siswa, sisanya ditunda karena terkait masalah faktor kesehatan," tukuk Syafrida.

Dijelaskannya, vaksinasi dosis kedua untuk siswa tercinta diprediksi bakal dilaksanakan pada minggu kedua November. Bagi yang belum ikut vaksin, pihak sekolah terus melakukan pendekatan persuasif kepada wali dan orang tua siswa.

"Umumnya alasan mereka belum mengizinkan anak divaksin adalah masalah kesehatan anak, anak-anak takut disuntik, bahkan ada orang tua yang masih belum sadar akan pentingnya vaksin, mungkin termakan hoax yang beredar di media-media sosial," ungkapnya.

Target Syafrida, bagi siswa berusia 12 tahun keatas adalah seluruhnya 100 persen divaksin agar sekolah tatap muka bisa dilaksanakan tanpa khawatir anak terpapar Covid-19. Sehingga, mutu pendidikan dapat kembali ditingkatkan, belajar daring saja sulit menjamin lancarnya keseriusan siswa dalam belajar, bahkan guru sendiri sudah ingin agar sekolah tatap muka dilaksanakan kembali.

"Siswa yang belum divaksin masih belum boleh mengikuti tatap muka di sekolah, karena dikhawatirkan apabila terpapar Covid-19 berdampak cukup berat kepada anak ataupun orang tua mereka di rumah," kata Syafrida.

Syafrida menyampaikan apresiasi kepada pemko melalui dinas pendidikan, dinas kesehatan dan Polres yang telah memberikan dukungan untuk vaksinasi kepada tenaga pendidik dan kependidikan, serta siswa di SMPN 9.

"Kemi ucapkan terimakasih atas dukungan seluruh pihak yang telah mendampingi kami selama ini, mari kita sukseskan program vaksinasi ini mumpung gratis, vaksin aman dan halal," ungkapnya.

Ketua OSIS, Jordi, siswa kelas 8.1 warga Koto Kociak Kubu Tapak Rajo menyampaikan dukungan OSIS mengajak teman-temannya divaksin agar sekolah tatap muka bisa berjalan normal kembali. 

"Awalnya, teman-teman ini banyak termakan berita-berita hoax. Karena saya sudah dahulu ikut divaksin, maka saya sendiri yang membuktikan kepada teman-teman vaksin itu aman dan tidak menimbulkan gejala berbahaya seperti di berita hoax itu," katanya.

Jordi menambahkan, dirinya bersama pengurus OSIS terus berkomunikasi dengan teman-temannya yang belum divaksin, tidak lupa dengan melakukan penegakan protokol kesehatan, yang tidak bermasker diberi teguran oleh OSIS. (JND)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama