 |
Wali Kota Riza Falepi beri sambutan |
Acara tersebut menghadirkan beberapa musisi kenamaan, di antaranya Rita Effendy, Almafilia dan lain-lain. Sementara dari pemko dihadiri Sekretaris Daerah Rida Ananda, Asisten Setdako, Staf Ahli Wali Kota, kepala OPD, kepala cabang perbankan dan undangan lainnya.
Ketua Koarsa Foundation, Dedi Vestrawan mengatakan yayasan koarsa telah berdiri sejak 22 November 2019 dan berkat dukungan dari berbagai pihak, telah melaksanakan berbagai kegiatan sosial, keagamaan dan pariwisata sehingga bisa mengisi ruang yang belum tersentuh pihak lain di hati masyarakat.
"Terimakasih kepada Pak Wali Kota Riza Falepi yang memberikan support dan dukungannya, sehingga acara ini bisa terlaksana dan berjalan lancar," kata Dedi Vestrawan.
Dedi menyebut, selain sunatan masal pada berbagai tempat di Sumbar, salah satunya di Kelurahan Nunah Daya Bangun. Berkat kerjasama dengan pemuda dan masyarakat sekitar Koarsa Foundation telah menyunat 67 anak dan dua mualaf di kelurahan itu.
"Sejak dicanangkan, kami telah melaksanakan sunatan gratis kepada 619 anak. Tim medisnya sendiri merupakan paramedis yang bekerja di berbagai rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta di Bukittinggi," ucapnya.
Yenel yang merupakan pembina kKoarsa Foundation menjelaskan dalam pelaksanaan sunatan masal ini, dibutuhkan biaya untuk satu orang anak itu hanya Rp100 ribu, di situ sudah termasuk dengan obat-obatannya dan peserta juga diberikan cendera mata.
"Alhamdulillah sampai sekarang bantuan sunatan masal ini tidak berhenti mengalir, dan untuk mencapai target 2021 anak masih dibutuhkan Rp118.800.000 lagi," ucapnya
Diharapkan kepada donatur bisa memberikan support apapun bentuknya untuk berbagai dengan masyarakat Sumatera Barat. "Untuk masyarakat yang ingin berdonasi juga bisa melalui rekening BRI 5428-0 1-023529-53-9 a/n Sosial Koarsa," tambahnya.
Wali Kota Riza Falepi yang juga sebagai keynote speeker pada acara tersebut memberikan apresiasi kepada Koarsa Foundation yang telah peduli terhadap sesama. Kegiatan donasi seperti ini juga mengajarkan kebiasaan untuk saling memperhatikan sesama.
"Kita harus membiasakan kebiasaan memberi walaupun sedikit, jangan terlalu pelit. Ndak kadibaok mati piti tu do. Mengapa demikian? Malu kita kalau ada orang miskin di daerah kita, malu kita kalau ada orang kita kenyang orang lain kelaparan. Makanya kebiasaan-kebiasaan berbagi inilah yang coba kita angkat dan tanamkan dalam diri masing-masing," tutur Wako Riza Falepi.
Riza mengungkap, dia merasa bahagia saat berbagi dengan sesama karena pada kondisi dimana rasa kemanusiaan dirinya bisa terurus dengan baik. Makanya dibutuhkan pejuang-pejuang sosial enterpreneurship seperti ini yang bisa menyatukan antara si kaya dan si miskin dengan akuntabilitas yang baik. (CAN)