 |
Wabup dialog dengan pedagang. Sejumlah solusi disepakati |
Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki yang populer dipanggil Pakde Bas bertemu dengan para pedagang pasar untuk mendengarkan apa yang menjadi keluhan mereka.
Wakil bupati bersama Kadisperindag Ferry beserta jajaran, Camat Weleri Marwoto dan para pedagang pasar relokasi Weleri menggelar diskusi santai agar permasalahan bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.
Seorang pedagang, Rohadi mengungkapkan, dia sudah 1,5 bulan berjualan di sana, namun penghasilan masih nihil kadang nombok, ditambah ada pungutan yang tidak jelas.
"Penghasilan masih minim, sementara pengeluaran banyak, seperti parkir, listrik 2.000 dan pungutan Rp5 ribu, belum lagi pedagang grosir yang melayani pembeli eceran. Akibatnya, pedagang eceran tidak kebagian rezeki," katanya.
Rohadi juga meminta kepada Pemerintah kabupaten Kendal agar semua pedagang pasar Weleri 1 harus jadi satu berkumpul di sini secepatnya, supaya pasar relokasi ini bisa berjalan dengan baik.
Sumiati, pedagang pasar yang tidak memiliki kartu kuning juga mengeluhkan kepada Pakde Bas. "Kami ini ada 50 pedagang sebetulnya sudah siap untuk pindah akan tetapi kami terkendala tidak punya kartu kuning, sehingga kami tidak diberi tempat jualan di sini, tetapi kami juga tidak boleh berjualan di Pasar Weleri 2, terus kami harus berjualan dimana," tanya Sumiati kepada Wakil Bupati.
Kadisperindag Fery Bone mengatakan, mulai hari ini yang masuk ke Pasar Weleri relokasi gratis parkir dan untuk para pedagang gratis listrik selama tiga bulan kedepan. "Listrik nanti yang bayar pemda," kata Fery Bone.
Wakil Bupati Kendal berjanji menghapus premanisme atau pungli yang dilakukan oleh oknum kelompok tertentu agar para pedagang bisa berjualan dengan nyaman dan ramai.
"Pemerintah Kabupaten Kendal juga akan mengimbau ASN untuk berbelanja di Pasar Weleri relokasi, saya atas nama pribadi dan pemerintah akan selalu mendampingi atau di pihak masyarakat, khususnya para pedagang pasar relokasi Weleri," ucap wakil bupati. (rudi harianto)