Menuju Indonesia Emas, Pemko Payakumbuh Gelar Rembuk Stunting

 Pembukaan rembuk stunting


PAYAKUMBUH-Dengan mengusung tema sinkronisasi dan publikasi data analisa situasi dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan Stunting di Payakumbuh, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) adakan rembuk stunting, Rabu (25/5/2022).


Rembuk diadakan di aula ngalau indah lantai tiga kantor walikota yang diikuti Ketua DPRD, lurah, camat, dan kepala OPD terkait, serta Kepala Kemenag dan lainnya.

Kepala Bappeda Yasrizal mengatakan, Pemerintah Kota Payakumbuh tahun ini ditetapkan menjadi lokus intervensi penurunan stunting. sesuai dengan dokumen rencana pembangunan daerah (RPD) 2023-2026.

“Prevalensi stunting menjadi indikator kinerja utama daerah, pada 2021 angka stunting berdasarkan hasil survei SSGI berada pada angka 20 persen. Di 2026 diharapkan angka stunting berada pada angka 12 persen,” ungkap Yasrizal.

Yasrizal berharap dengan telah dilangsungkannya rembuk stunting, kedepannya kerjasama dan sinergi lintas sektor terkait dalam upaya percepatan penurunan stunting di Payakumbuh agar lebih cepat lagi dari sebelumnya yang hal ini dimulai dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kota.

Walikota yang diwakili Sekretaris Daerah Rida Ananda menyampaikan, dengan digelarnya rembuk dtunting diharapkan dapat meningkatkan komitmen bersama dalam penurunan dan pencegahan stunting kedepannya.

Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting, ialah di 1.000 hari pertama kelahiran (HPK), sehingga perhatian kepada ibu hamil dan balita di bawah dua tahun dapat lebih terfokus, dimana hal ini baik melalui intervensi spesifik maupun intervensi sensitif perlu terus diupayakan melalui kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan.

Dalam pencegahan dan penurunan angka Stunting, Rida mengatakan hal yang harus diperhatikan ialah terdapatnya sanitasi yang baik, air yang bersih, penyediaan pangan uang aman dan bergizi, dan utamanya pemamahan secara baik, serta kepedulian masing-masing individu, masyarakat untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting.

Wali Kota Riza Falepi bersama Sekretaris Daerah Rida Ananda dengan pimpinan OPD serta unsur pemerintah maupun non pemerintah menandatangani komitmen bersama percepatan penurunan stunting di Payakumbuh.

Indonesia telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 27,7 persen pada 2019. Ini tentunya membutuhkan upaya yang harus dipertahankan dan bisa mencapai target 2024 menjadi 14 persen.

Kemenkes telah menggulirkan 11 program intervensi spesifik untuk menurunkan stunting yakni pada remaja putri, dan ibu hamil juga balita. Untuk remaja putri dan ibu hamil antara lain diberikan tablet penambah darah, screening anemia, dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil.

Adapun untuk balita, antara lain lewat pemantauan tumbuh kembang, ASI eksklusif, tambahan makanan protein hewani bagi balita, juga tata laksana balita dengan masalah gizi. (AA)



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama