Sebelum Terbang, Nikmati Dulu Kopi Solok Radjo di Bandara Internasional Minangkabau

 GERAI KOPI-Gubernur Mahyeldi, Rabu (22//2023) resmikan gerai kopi Solok Radjo di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). (kominfo)


PADANG-Sebelum terbang, pecinta kopi bisa nikmati dulu kopi Solok Rajo di Bandara Internasional Minangkabau. Gerai kopi tersebut diresmikan Gubernur Mahyeldi, Rabu (22//2023).


Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyebut, program perhutanan sosial di Sumatera Barat terbukti bisa menjadi penguat perekonomian masyarakat sekitar. Menurutnya, agar ada pemerataan manfaat, memang masih perlu dilakukan edukasi lebih bagi masyarakat kawasan hutan dalam pola pemanfaatan.

"Saat ini ada perkebunan kopi yang ditanam di area perhutanan sosial, telah menghasilkan secara ekonomi, artinya ini ada peluang yang bisa dioptimalkan bagi masyarakat kawasan hutan," terang Mahyeldi saat meresmikan pembukaan gerai kopi Solok Radjo di area Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Padang Pariaman.

Hingga awal 2023, terdapat 199 kawasan yang masuk dalam perhutanan sosial di Sumbar. Sementara capaian luas perizinan perhutanan sosial di Sumbar sudah mencapai 271.745 hektare. Direncanakan pada 2023 juga dialokasikan 50 ribu hektare lahan hutan yang akan dikelola dengan skema perhutanan sosial.

"Dari segi ketersediaan lahan, kita cukup. Bahkan tahun ini kita akan alokasikan lagi 50 ribu hektare lahan hutan untuk dikelola dengan skema perhutanan sosial," ungkap gubernur.

Gubernur menyampaikan, agar ada pemerataan manfaat, pihaknya bersama unsur terkait terus meningkatkan sosialisasi dan edukasi terkait pola pemanfaatan perhutanan sosial kepada masyarakat sekitar kawasan hutan.

Menurut gubernur, sebagian penggarap memang masih terbatas dalam hilirisasi dan pemasaran produk, ini yang perlu diarahkan agar mengelola perhutanan sosial sesuai dengan kebutuhan pasar, sehingga selain bermanfaat secara ekonomi juga dapat membantu pemenuhan rantai pasokan.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi menyampaikan, kehadiran produk kopi hasil penanaman di area perhutanan sosial di bandara merupakan yang pertama di Sumatera Barat, bahkan mungkin juga di Indonesia. Ia berharap, semoga ini adalah pertanda untuk kemajuan perekonomian masyarakat sekitar kawasan hutan. 

"Adanya gerai kopi Solok Radjo di bandara, membuktikan program perhutanan sosial bisa menjadi solusi penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan hutan, ini yang harus dimanfaatkan masyarakat," kata Yozarwardi.

Dinas Kehutanan bersama pihak terkait akan terus mendorong upaya pengembangan usaha yang dilakoni pelaku pengolahan perhutanan sosial, agar pola memanfaatkan potensi hasil hutan bukan kayu dapat terus berkembang di Sumbar. (*)


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama