BUKITTINGGI-Tania Aulia Divani, salah seorang Mahasiswi Kebidanan Politeknik Kesehatan Padang di Belakang Balok terpilih menjadi Duta Generasi Berencana (Duta Genre) Kota Bukittinggi tahun 2024.
Pada awalnya Tania tidak banyak mengenal tentang program Generasi Berencana (Genre), tetapi dorongan teman kuliah dan civitas akademik hingga bundanya memberikan support maka gadis ini mendaftarkan diri sebagai peserta, tahapan demi tahapan berhasil dilewati hingga terpilih menjadi 20 finalis Pemilihan Duta Genre (Pildugen) Kota Bukittinggi tahun 2024.
Program Genre ini mendukung pendidikan yang dirinya jalani di dunia kampus, apalagi program studi kebidanan memiliki hubungan erat dengan kesehatan ibu dan anak.
“awalnya, Tania tidak mengetahui banyak tentang Genre, tapi banyak dukungan teman dan pihak kampus agar Tania ikut. Akhirnya, Tania daftar dan lulus di tahapan demi tahapan sehingga terpilih sebagai Duta Genre Kota Bukittinggi tahun 2024,”ujarnya
Saat ini, kasus stunting tetap menjadi perhatian serius di Kota Bukittinggi agar diupayakan mengalami penurunan sesuai target yang ditentukan. Dirinya mencermati permasalahan stunting ikut dilatarbelakangi dengan pemahaman dan literasi masyarakat tentang pemenuhan gizi.
Kasus stunting bukan hanya dilihat dari lahir seorang anak yang dikategorikan stunting, namun justru lebih awal sebelum kelahiran, yakni di masa kehamilan. Ia cermati di lapangan di masa kehamilan hingga masa menyusui, adanya persepsi tentang larangan atau istilah “pantangan yang dimakan” bagi wanita hamil dan menyusui dalam adat di masyarakat, alhasil larangan atau pantangan tersebut ditengarai ikut mempengaruhi tidak terpenuhi asupan makanan dan minuman yang sesuai dengan indikator gizi.
“benar, dengan ikut serta dalam Pildugen ini, Tania lebih banyak mendapatkan ilmu tentang Generasi Berencana, dan mendukung aktivitas Tania yang saat ini masih kuliah di kebidanan. Saat ini permasalahan stunting cukup serius disikapi di Kota Bukittinggi. Kalau Tania melihat, kasus stunting dipengaruhi belum terpenuhinya asupan gizi wanita hamil dan wanita di masa menyusui, adanya pantangan gitu terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi,”katanya
Tania Aulia Divani menyebutkan dirinya akui remaja perempuan yang mengkonsumsi tablet tambah darah dapat mengantisipasi melahirkan anak stunting.
Disebutkan, program pemberian tablet tambah darah bagi remaja perempuan sebanyak 4 kaplet selama 1 bulan, pemberian itu dilakukan di sekolah, namun belum keseluruhan remaja putri mengkonsumsinya.
Ia menilai masih kurangnya animo remaja putri untuk mengkonsumsi tablet tambah darah itu dilatarbelakangi minimnya literasi tentang peruntukkan tablet tambah darah tersebut.
Anak stunting yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh ibunya yang anemia.
“itu di masing-masing sekolah sudah ada programnya, namun teman-teman dari UKSnya sendiri, tidak menjelaskan keuntungan dari teman-teman mengkonsumsi pil tambah darah itu. Jadi, kayak, ini loh pil tambah darah, tapi tidak tahu fungsinya buat apa,”katanya
Tania Aulia Divani menambahkan dirinya ingin pengawasan ketika remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah itu, dikarenakan selama ini tablet tersebut diberikan di sekolah, remaja putri mengkonsumsinya setelah makan, terkadang pil tambah darah itu dibawa pulang dan tidak dikonsumsi. (LK/IKP)