Mengerikan, Dolar AS Tembus Rp16.200


JAKARTA, MJ News - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada siang kemarin tembus Rp16.200. Mengutip data perdagangan Reuters, Jumat (20/3/2020), dolar AS telah menguat 262 poin atau 1,6% sepanjang kemarin itu.

Hingga pukul 14.50 WIB, dolar AS tercatat bergerak di rentang Rp15.925-16.200. Sedangkan secara point to point dibandingkan setahun yang lalu, interval pergerakan dolar AS terhadap rupiah mencapai 2.635 poin.

Jika ditarik sejak awal tahun, dolar AS bergerak dari level Rp13.559. Angka tersebut dicapai pada Februari 2020 lalu.

Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs tengah dolar AS terhadap rupiah kemarin telah menyentuh level Rp16.273. Dalam sepekan kurs tengah JISDOR bergerak di rentang Rp14.815-16.273.

Dari data RTI, dolar AS siang kemarin tercatat menguat 273 poin atau 1,72%. Nilai tukar mata uang Paman Sam itu terhadap rupiah menyentuh level Rp16.173.

Seperti diwartakan detikFinance, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang negara utama dunia. Di antaranya dolar Australia, euro, dan poundsterling. Sedangkan rupiah kebalikannya. Rupiah melemah terhadap seluruh mata uang negara utama dunia.
Seluruh pasar panik

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo selaku penjaga rupiah buka suara. Dia menekankan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan krisis sebelumnya baik di 1998 maupun 2008.

Perry menjelaskan, yang terjadi saat ini adalah kepanikan investor yang merata di seluruh pasar keuangan. Sebab virus corona begitu cepat menyebar ke berbagai negara termasuk negara maju.

“Yang terjadi saat ini sangat berbeda dengan 1998 atau 2008. Sekarang yang terjadi adalah kepanikan seluruh pasar keuangan global, termasuk juga pemi lik-pemilik modal di seluruh dunia karena begitu cepat merebaknya virus, ke AS ke berbagai negara di Eropa, Inggris, dengan eskalasi yang cepat,” terangnya melalui video conference, Jumat (20/3/2020).

Kepanikan itu membuat para investor menjual asetnya secara bersamaan dan menerimanya dalam bentuk dolar AS. Hal itulah yang membuat dolar AS menggila, lantaran banyak diserap oleh pasar termasuk di Indonesia.

“Memang investor dan pelaku pasar global melepas semua aset-asetnya yang mereka miliki apakah saham, apakah obligasi, emas, dan mereka menjualnya dalam bentuk dolar, sehingga di seluruh dunia terjadi pengetatan dolar di pasar keuangan global. Dalam konteks itu memang Indonesia juga terkena. Kita tidak sendiri, seluruh negara mengalami hal sama,” tambahnya.

Menurut data yang dia punya, hingga 19 Maret 2020 telah terjadi penarikan dana asing (capital outflow) mencapai Rp105,1 triliun. Terdiri dari SBN yang dilepas asing Rp92,8 triliun dan pasar saham Rp8,3 triliun.

“Memang sebagian besar capital outflow terjadi pada bulan Maret seiring dengan eskalasi yang sangat cepat penyebaran virus di negara-negara maju tadi di Eropa tadi. Sehingga ini yang dihadapi seluruh dunia, ada pelepasan aset keuangan dan mereka konversi ke dolar,” tutupnya. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama