Petugas Berdingin-dingin di Tiga Posko Covid-19 Padang Panjang

Seorang petugas kesehatan mengecek suhu tubuh seorang pelintas. Bila itu penduduk Padang Panjang kedapatan memiliki suhu di atas 37 derajat langsung dikarantina. (syamsoedarman)

mjnews.id - Malam kian larut. Suhu udara dingin menusuk sampai ke tulang. Hujan gerimis yang turun membasahi bumi Padang Panjang sejak selepas Mahgrib tadi menambah dingin udara malam. Namun puluhan petugas di posko cek poin pemantauan penanggulangan penyebaran Covid-19 di tiga tempat di batas kota tidak hirau dengan suhu dingin itu. Mereka tampak biasa-biasa saja. Tubuh mereka dibalutjaket tebal untuk melawan dinginnya malam.

Posko pemantauan yang aktif selama 24 jam terdapat beberapa tenda. Posko tepatnya terletak di pintu gerbang kota. Masing di Jembatan Kamba (Silaing Bawah, Padang Panjang Barat), Kacang Kayu (Ekor Lubuk, Padang Panjang Timur) dan di sebelah bangunan Pondok Susu Segar (Bukit Surungan, Padang Panjang Barat).

Sejak 30 Maret lalu, masing-masing posko ditugaskan 22 personel dari berbagai unsur. Ada dari dinas kesehatan, TNI/Polri, ASN, Satpol PP, BPBD, relawan sampai ormas. Masing-masing mereka bekerja sesuai dengan fungsinya, termasuk menyemprotkan cairan disinfektan ke kendaraan yang sudah diberhentikan.

Ketika mengunjungi tiga posko itu Kamis (16/4/2020) malam, terlihat petugas menyetop setiap kendaraan yang lewat. Mulai dari bus, mini bus, truk hingga pengendara sepeda motor dari satu arah.

Setiap orang yang melintas, termasuk penumpang bus ditanya tujuannya. Pertanyaan berikutnya apakah ke Padang Panjang atau hanya sekadar lewat saja di kota berjuluk Serambi Mekah ini.

Selanjutnya satu persatu suhu tubuh mereka dichek petugas kesehatan. Jika melewati angka 37 derajat, bagi penduduk Padang Panjang akan langsung dikarantina. Namun bila di bawah angka 37 derjat, petugas akan mempersilahkan melanjutkan perjalanan dan tetap berhati-hati.

Hingga tulisan ini dibuat, sudah tujuh orang pendatang dari luar kota yang dikarantina di Gedung BLK. Karantina akan berlangsung selama 14 hari. Seluruh biaya selama dikarantina ditanggung pemerintah daerah.

Petugas bekerja dengan sistem shif. Ada yang bertugas 8 jam, 12 jam sampai 24 jam. Meski sampai pekan ini hanya mendapatkan jatah makan nasi kotak dua kali sehari, tiga sampai empat kali snack lengkap dengan kopi, teh dan minuman bergizi lainnya, mereka tetap setia dengan tugas.

Mereka memang berharap ada insentif, tetapi dananya belum cair.

“Saya sampai dua atau tiga hari tidak pulang ke rumah,” kata Kasimin yang bertugas sebagai koordinator posko Jembatan Kamba.

Hal yang sama juga diakui Azwirman dan Afrizal, masing-masing posko Kacang Kayu dan Bukit Surungan. Artinya para koordinator itu acap kali tidak pulang ke rumah dan sering tidur di tenda posko.

Di lapangan masih muncul keluhan petugas tentang kelengkapan Alat Pengamanan Diri (APD), termasuk keterbatasan masker. Petugas yang memakai APD baru sebatas petugas kesehatan. Jumlah mereka di tiap posko hanya dua orang.

Segera Dilengkapi

Ketua Satuan Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Virus Corona (Satgas PPVC), Sonny Budaya Putra menanggapi keluhan petugas pos yang ditempat di batas kota itu mengatakan, soal insentif segera ditindaklanjuti. Namun soal besarannya insentif yang akan diberikan tergantung keuangan daerah. Sementara kebutuhan kelengkapan lainnya akan dipenuhi secara bertahap.

Sementara Walikota Padang Panjang, Fadly Amran sudah tak terhitung kalinya mengimbau warganya untuk tidak keluar rumah dan mengawasi setiap pendatang dari luar daerah.

Terakhir, walikota mengingatkan pelintas daerah Padang Panjang untuk bersikap jujur. Kalau sekadar melintas silahkan, tetapi bagi bagi warga Padang Panjang daerah zona, suka atau tidak suka. Harus menjalani karantina di tempat yang disedikan di BLK dan BBI.

Sejak akhir Maret lalu, Pemko Padang Panjang telah merumahkan pelajar sampai akhir Mei mendatang. Sementara Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam maklumatnya mengimbau umat Islam untuk mengganti shalat Jumat dengan shalat Zuhur di rumah, serta shalat lima waktu di rumah saja.

Data terakhir, di Padang Panjang belum ditemukan warga yang positif corona. Karena itu mencegah lebih baik dari mengobati.

Hingga 17 April, data yang disiarkan Dinas Kominfo Padang Panjang terdapat 115 Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan 6 orang PDP. (syamsoedarman)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama