Corona dan Libur Sekolah


Oleh : Mahyeldi Ansharullah

Corona tengah mengancam dunia. Ratusan ribu orang terinfeksi virus mematikan itu. Ekonomi dunia juga di ambang resesi karena anjloknya semua lini industri dan jasa.

Indonesia juga sedang menghadapi persoalan yang amat pelik karena Corona. Ekonomi bangsa ini sedang terguncang. Indeks harga saham anjlok. Modal asing kabur dari pasar dalam negeri.

Kita memang berharap dan berdoa semoga wabah ini segera berakhir. Namun, yakinlah, Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan manusia untuk menghadapinya. Saya berkeyakinan, wabah ini akan berlalu pada waktunya. Tiap penyakit pasti ada obatnya.

Saya berkeyakinan, para pakar di dunia sedang bekerja. Sayup-sayup telah terdengar ada pakar yang sudah menemukan obat dan vaksin guna melawan Corona. Kita beri waktu para pakar dan analis untuk melakukan penelitian dan ujicoba atas temuan mereka. Tugas kita sekarang, bagaimana penyebaran virus itu bisa dikurangi. Paling tidak, masalah yang sudah demikian berat, jangan ditambah lagi.

Di Sumatera Barat sendiri per 18 Maret 2020 terdapat 1.486 Orang Dalam Pengawasan (ODP) virus corona Covid-19. Angka tersebut melonjak drastis dalam seminggu terakhir yang mencatat hanya ada 162 orang.

Seperti disebutkan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday, semua ODP tersebut sudah diberi kartu kewaspadaan dan mengikuti panduan yang ada di kartu itu jika sewaktu-waktu meraskan flu, batuk, dan sesak napas.

ODP artinya seseorang yang memiliki riwayat sempat bepergian ke daerah yang telah terinfeksi virus corona atau melakukan kontak dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ia belum menunjukkan adanya gejala-gejala telah terinfeksi virus.

"Meski tidak ada gejala yang timbul, namun kami tetap memantau kesehatannya," ujar Merry.

Data terbaru di Sumbar, selain ODP, terdapat 16 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dari 16 tersebut 6 di antaranya dinyatakan negatif.

"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk 10 orang lagi yang masih diisolasi hingga kini," katanya.

Di Padang sendiri, Dinas Kesehatan mencatat 241 orang masuk dalam daftar dalam pemantauan atau ODP virus corona atau covid-19. Sedangkan yang masuk daftar pasien dalam pengawasan atau PDP sebanyak 1 orang. Sementara pasien yang dinyatakan suspect dan positif corona belum ada. Data ini seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padan, Feri Mulyani dihimpun sejak 7 Maret sampai 16 Maret 2020.

Untuk menyikapi ini, saya bersama pejabat terkait di Pemerintah Kota Padang mengambil kebijakan memindahkan belajar dari sekolah ke rumah. Terhitung Jumat (20/3/2020) hingga Rabu (1/4/2020), siswa mulai dari PAUD, TK hingga SMP belajar di rumah masing-masing bersama orang tua. Perlu digarisbawahi, ini bukan libur. Cuma tempat belajar saja yang dipindahkan. Pada dasarnya, pendidikan bisa berlangsung di mana saja, tanpa mengenal ruang dan waktu. Pendidikan bukan berarti tatap muka selalu antara murid dan guru.

Sekarang teknologi sudah canggih. Semua bisa dipantau melalui perangkat telepon genggam melalui aplikasi atau website. Jadi, jangan ragu dengan pendidikan yang pindah ke rumah. Nanti, kalau semua sudah kondusif, maka kita kembalikan pendidikan seperti sediakala. Semua ini hanya sementara.

Mau tak mau pendidikan harus kita pindahkan. Jika kebijakan itu tak ditempuh, kita khawatir penyebaran Corona kian tak terkendali. Di tengah dunia yang dilanda kecemasan, kita memang harus berbuat sesuatu. Jika terlambat, akibatnya bisa fatal.

Sesuai dengan pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Ini menyangkut nyawa warga kota, maka kebijakan yang tak populis sekalipun harus diambil. Langkah pencegahan kita lakukan agar kelak tak ada penyesalan manakala yang kita takutkan itu jadi kenyataan.

Presiden, menteri pendidikan dan pengamat lainnya menganjurkan belajar dan bekerja dari rumah. Jadi, kebijakan pemerintah kota sejalan dengan pemerintah pusat.
Pemerintah provinsi juga telah mengizinkan bupati dan walikota untuk meliburkan sekolah. Dalam kondisi sulit begini memang diperlukan kesamaan pandangan agar pandemi Corona bisa kita kendalikan bersama.

Pendidikan pindah ke rumah, maka bersama pula kita mendidik anak. Para orang tua pada dasarnya juga berkewajiban turut serta dalam proses pendidikan. Sejatinya pendidikan itu bukan saja tugas guru dan pihak sekolah. Tapi, semua pihak harus terlibat. Dalam pendidikan, tugas orang tua bukan cuma membelikan anak buku maupun perlengkapan sekolah, tapi juga harus menjadi bagian integral dari pendidikan itu sendiri.

Anak menghabiskan banyak waktu bersama orang tua ketimbang di sekolah. Dengan pendidikan pindah ke rumah, maka orang tua semakin terlibat dalam pendidikan anak.
Saya tegaskan lagi, siswa dan guru tak diliburkan. Dengan demikian, jangan ada pula yang berpikiran untuk piknik atau pulang kampung. Bila masyarakat masih memiliki mobilitas tinggi, maka upaya pencegahan penyebaran Corona akan sia-sia.

Dalam kondisi sekarang, memang lebih baik di rumah. Hindari tempat keramaian, kecuali untuk hal-hal yang terpaksa. Penyebaran virus itu sekarang makin masif, maka menjaga diri dan keluarga merupakan pilihan terbaik. (*)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama