Industri Musik Minang Lesu, Seniman Tidak Dapat Royalti

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti didampingi Kepala Taman Budaya Muasri saat membuka workshop. (ist)

PADANG, MJ News – Industri musik lagu Minang saat ini mulai lesu, sejak maraknya lagu Minang diputar di youtube. Malah penyanyi dan pencipta lagu pun tak mendapatkan keuntungan dari diunggahnya lagu tersebut.

Fenomena ini membuat Dinas Kebudayaan Sumatera Barat melalui UPT Taman Budaya menggelar workshop penciptaan lagu, Kamis (5/3/2020) di aula Dinas Kebudayaan Sumbar. Kegiatan ini diikuti sebanyak 38 peserta dari pencipta lagu, produsen dan penyanyi se-Sumatera Barat (Sumbar) serta berlangsung selama dua hari.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti saat membuka workshop tersebut mengatakan, para pencipta lagu dan penyanyi maupun produsen saat ini harus menguasai Teknologi Informasi (TI). Sehingga, hasil karya mereka pun bisa dinikmati dari royaliti yang didapat melalui Youtube.

“Melalui workshop ini bisa terbuka pikiran para seniman lagu Minang di daerah ini untuk mendapatkan royalti dari hasil karyanya. Oleh sebab itu, kami datangkan pemateri yang ahli di bidangnya termasuk bidang
Informasi Teknologi (IT),” ujar Gemala Ranti.

Pada tempat yang sama, Kepala Taman Budaya Muasri mengatakan, para seniman lagu di Sumbar selama ini sudah banyak berkarya dan menghasilkan karya yang bernilai budaya serta ekonomis.

Memang diakui, saat ini para seniman sudah mulai kehilangan semangat karena hasil karya mereka banyak diunggah oleh oknum yang mencari keuntungan sendiri.

Menurutnya, melalui workshop ini diharapkan persoalan itu bisa dicarikan solusinya. Sehingga, para seniman lagu Minang di Sumatera Barat bisa bergairah kembali.

Pada tempat yang sama, salah seorang pemateri dalam workshop lagu Minang tersebut, Sexri Budiman mengatakan, seharusnya dalam zaman IT saat ini para seniman bisa mendapatkan royaliti yang lebih tinggi bila mampu memanfaatkan teknologi.

Jadi, para seniman saat ini tak bisa terlepas dari kemajuan teknologi. Mau tak mau atau suka tak suka kemajuan zaman dengan teknologinya harus diikuti oleh para seniman.

Selanjutnya menurut Sexri Budiman, para pencipta lagu juga harus memperhatikan lirik lagu yang dibuatnya. Lirik lagu Minang, bukan mengunakan kata langsung tetapi perumpaan yang memiliki makna luas.

“Lagu Minang tersebut enak di dengar dan enak di hati yang memiliki nilai. Saat ini, tak banyak ditemukan lagu Minang seperti itu,”ulas Sexri Budiman.

Ditambahkannya, lagu Minang yang tak berakar pada tradisi akan menjadi syahwat bukan bermartabat. (rel)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama