Perjuangan Berat Pasien Covid-19, Sempat Dinyatakan Meninggal, Kini Sembuh

Gubernur Irwan Prayitno menyerahkan buah-buahan pada bidan Welly pasien positif Covid pertama di Sumbar. Setelah dirawat dan menjalani swab empat kali dia dinyatakan sembuh dan kembali ke rumah. (Humas Pemprov)

mjnews.id - Kabar kematiannya yang beredar di media sosial membangkitkan dirinya yang sedang berjuang melawan virus Covid-19 untuk segera sembuh. Terbayang bagaimana tiga anaknya menangisi kepergian ibu mereka.

Inilah kisah perjuangan pasien pertama yang sembuh dari Covid-19 di RSUP M. Djamil Padang, Aswiliarti, SKM, M, Biomed (44). Welly, begitu dia akrab disapa, diketahui terjangkit Covid-19 pasca mengikuti sebuah pelatihan kesehatan di Padang. Pemateri acara dari Kementerian Jakarta.

Sekembali dari Padang dia merasa badannya demam dan batuk. Ketika itu dia berpikir hanya kelelahan karena terlalu banyak agenda. Apa yang dia rasakan, diutarakannya pada sang suami. Suaminya pun berkata demikian.

“Mungkin Welly kelelahan, istirahat aja,” kata Welly, mengulang kalimat suaminya via telepon genggam, Jumat (10/4/2020).

Gejala badan panas, batuk kering dan lelah itu terasa di malam hari, sebab saat siang Welly sibuk dengan segala aktivitasnya. Dia pun menjadi pemateri untuk pendampingan akreditasi dipuskesmas hingga banyak yang kontak dengannya ketika itu.

Dalam kondisi kurang fit, demi rasa tanggung jawab menyampaikan ilmu yang telah didapatnya di Padang dia terus mengguatkan diri. Sampai akhir nya pada hari kelima sekembali dari Padang, dia drop karena sesak napas akut. Welly dan suami pergi ke RSUD M. Zen Painan. Di sana dia periksa labor dan rontgen . Hasilnya ditemukan bercak putih di gambaran rontgen paru. Hasil labor leukosit juga rendah dari batas normal. Sampai di situ Welly belum juga berpikir kalau dia sudah terjangkit Covid-19.

Dari RS M. Zein Painan, dia menelpon kakak kandungnya yang tak lain adalah Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Unand, dr. Andani Eka Putra. Welly, mengutarakan apa yang dia rasakan, hingga sang kakak menyarankannya agar pihak di RS M. Zein merujuknya ke RSUP M. Djamil Padang.

Di sana Welly kembali menjalani pemeriksaan labor, hasilnya pun sama. Ada bercak putih digambaran rontgen paru. Dari sana Welly dicurigai positif Covid-19.Sebagai catatan, Welly adalah pasien pertama di Sumbar, yang dinyatakan positif Covid-19.

Setelah mendapatkan penjelasan dari tim medis dia pun masuk ruang isolasi. Sebuah ruangan yang ditakutkan setiap orang dengan gejala Covid-19. Shock, begitu yang dia rasakan. Betapa tidak, sebab beberapa hari sebelum mengalami gejala akut Covid-19, ibu tiga anak itu bertemu banyak orang. Mulai dari keluarga dekat, teman kantor, hingga petugas kesehatan lain yang menjadi peserta kegiatan pendampingan akreditasi di puskesmas.

“Saya bertemu banyak orang setelah pelatihan di Padang. Ini yang membuat saya tambah down. Apalagi keluarga, anak saya yang paling kecil masih tidur sama saya. Saya benar-benar terpuruk ketika itu,” kata Welly, mengenang kembali perjalanan yang sudah dia lalui.

Tak sampai di situ. Di tengah kegalauan hatinya setelah hasil tes labor keluar, beredar luas di media sosial, kalau dirinya yang sedang berjuang melawan Covid-19 dinyatakan telah meninggal dunia.

Kondisinya yang telah terpuruk kian makin buruk. Di balik keterpurukannya, ada semacam kekuatan besar, membangkitkan diri untuk sembuh. Yakni bayangan tangis anak-anak, suami dan keluarga besar yang kehilangan dirinya hadir dalam pikiran.

“Semua ucapan duka innalillahi wa innailaihi rojiun masuk ke handphone saya. Saya makin terpuruk. Sampai akhirnya saya matikan HP dan kakak saya nomor dua membelikan saya HP baru, agar saya tidak terus stres dari berbagai informasi yang tak jelas sumbernya,” kenang Welly.

Beberapa hari menjalani perawatan dan tak ingin mengetahui dunia luar, Welly pun berangsur pulih. Dari HP baru pemberian sang kakak, dia pun membuat vidio tentang kondisinya yang terus membaik.

Pembuatan video itu dilakukannya untuk menjawab semua tanya dari rekan-rekannya yang tak terjawab ketika dia menjalani isolasi. Menghindari stres dengan tidak membaca link berita yang berbau kematian dari Covid-19, menjadikan fisiknya yang awalnya lemah menjadi kuat kembali.

Lalu vidio yang awalnya hanya dishare ke sejumlah grup WA nya pun menjadi viral. Vidio itu berisi pesan moral, bagaimana dia sebagai seorang penderita Covid-19, berjuang melawan virus. Dukungan suami, anak-anak, keluarga besar dan teman-teman lainnya, adalah penyemangat bagi Welly untuk sembuh dari penyakit yang dengan mudah masuk ketika daya imun lemah.

Tim Penyemangat

Selain keluarga, petugas kesehatan mulai dari dokter dan khususnya perawat pun memberi semangat besar untuk kesembuhan Ketua IBI Pessel itu. Selama dirawat dia dilayani dengan seksama. Perawat dengan telaten mengganti alas kasur, memberikan obat, memeriksa suhu tubuh dan lainnya setiap hari.

“Saya benar-benar terkesan dengan petugas medis, khususnya adik-adik perawat. Setiap kali masuk ruangan mereka berkata, ibuk pasti sembuh. Saya pun semangat menjalani hari-hari di ruang isolasi. Terima kasih dokter dan adik-adik perawat,” sebutnya.

Beberapa hari mendapat perawatan di ruang isolasi, kondisinya terus membaik. Selama dirawat dia menjali 4 kali test swab. Hasilnya dua positif dan dua negatif. Makanya dia pun dinyatakan sembuh setelah test swab negatif kedua. Kamis sore (9/4/2020) Welly pun diperbolehkan pulang oleh pihak RSUP M. Djamil.

Stigma Negatif

Selama diisolasi, keluargnya di Tarusan, juga menjalani isolasi mandiri di rumah. Suami dan tiga anaknya. Selama itu mereka tidak keluar rumah. Jika pun keluar untuk mencari kebutuhan logistik yang sudah habis. Saat itu lah suami dan anak-anak Welly mendapat perlakukan tak menyenangkan dari sejumlah masyarakat. Mereka memandang seolah keluarga pasien positif Covid-19 adalah pembawa virus. Bahkan ketika pihak keluarganya menelpon pun ada yang mengatakan virus bisa menular lewat telepon.

Dalam hal itu, Welly pun tak menyalahkan masyarakat yang melakukan stigma negatif pada keluarganya. Sebab dia tahu, kalau masyarakat belum memahami betul penularan virus covid secara utuh. Makanya masyarakat di daerah masih menganggap pasien dan keluarga merupakan hal yang menakutkan. Padahal, dengan memakai masker, menjaga jarak dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, masker bisa terhindar dari virus Covid-19.

“Hal ini harus menjadi perhatian pemerintah. Sosialisasi harus lebih digencarkan ke nagari-nagari, sehingga stigma negatif pada pasien positif dan keluarganya tidak terus-terus menghantui mereka. Jangan tambah lagi beban mereka. Beban mereka sudah berat,” harap Welly.

Meski ada masyarakat yang memperlakukan keluarganya secara diskriminasi, masih ada sejumlah warga peduli dengan kondisi suami dan anak-anaknya ketika diisolasi. Sejumlah warga menggantungkan makanan di pagar rumah dan itu sangat membantu mereka ketika “terasing”.

Kemudian, Welly pun berharap, ada perhatian dari pemerintah ketika sebuah keluarga positif Covid menjalani isolasi mandiri di rumah. Yakni, penuhi kebutuhan pokok mereka. Beruntung keluarganya, mampu memenuhi kebutuhan pokok sendiri. Tentu tidak bagi masyarakat yang memang tidak punya cadangan sama sekali.

“Harapan saya semoga wabah Covid-19 segera berlalu. Mari kita bersama-sama berdoa. Mari kita terapkan pola hidup sehat, hindari stres, berolahraga, konsumsi makanan sehat, buah dan sayur serta vitamin lainnya yang menambah daya imun. Sebab virus Covid bisa mati ketika daya imun kita kuat,” tutup Welly.

Kunjungan Gubernur Sumbar

Sementara, Jumat siang (10/4/2020) Irwan Prayitno, Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, dan pejabat terkait lainnya berkunjung ke rumah Welly di Nagari Jinang Kampung Pansur Kecamatan Koto XI Tarusan Tarusan. Gubernur memberi semangat pada Welly untuk lebih kuat. Welly diminta memberikan kiat-kiat sembuh dari Covid-19.

“Kesembuhan ibu Welly adalah penyemangat bagi pasien suspect dan positif covid yang sedang menjalani perawatan. Semoga wabah ini cepat berlalu,” ujarnya.

Selain berkunjung ke rumah Welly, gubernur juga meninjau lokasi karantina, Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pantauan (ODP) Covid-19 Rumah Susun Sewa ( Rusunawa) di Painan Selatan, Kecamatan IV Jurai. (*/hms/eds)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama